Bahasan Evaluasi Efektivitas Ditargetkan Tuntas di COP 4 Minamata Bali

Bahasan Evaluasi Efektivitas Ditargetkan Tuntas di COP 4 Minamata Bali

Zefanya Aprilia - detikNews
Kamis, 24 Mar 2022 21:02 WIB
KLHK
Foto: Dok. KLHK
Jakarta -

Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3 KLHK, Rosa Vivien Ratnawati selaku Presiden Conference of the Parties (COP) 4 Konvensi Minamata, mengatakan pembahasan evaluasi efektivitas atau Effectiveness Evaluation (EE) harus selesai di konvensi kali ini yang diadakan di Bali. Hal itu merupakan mandat dari parties (negara pihak) saat COP-3 lalu.

"Fokus dari COP ini adalah EE dan amandemen pada Annex A dan B. EE masuk dalam pengaturan konvensi yang memang harus selesai karena sudah diperintahkan pada COP yang lalu. Semoga di Indonesia ini kita dapat menyelesaikan EE dan review amandemen terhadap Annex A dan B," ungkap Vivien melalui keterangan tertulisnya, Kamis (24/3/2022).

Ia menjelaskan persoalan-persoalan utama yang dibahas di dalam COP-4 kali ini akan diselesaikan di tingkat contact group (kelompok diskusi) dan kemudian akan dilaporkan dan disepakati hasilnya di Plenary. Ia mengatakan pembahasan contact group untuk EE berjalan sangat alot dan harus dilaporkan dan selesai pada COP-4 kali ini. Karena EE bertujuan untuk mengukur bagaimana ketaatan negara-negara pihak terhadap konvensi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita kejar mereka untuk menyepakati dan kita putuskan di COP ini," jelas Vivien.

Contact group selanjutnya adalah terkait review amandemen terhadap Annex A dan B. Vivien menerangkan bahwa di dalam Annex tersebut terdapat daftar produk-produk yang mengandung merkuri dan produk yang proses pembuatannya memakai merkuri.

ADVERTISEMENT

"Amalgam untuk tambal gigi misalnya, kita Indonesia sudah melarang, namun ada beberapa negara yang belum melarang ini seperti Thailand. Ini yang terus kita dorong untuk selesai," ungkap Vivien.

Selain kedua contact group itu, terdapat juga contact group terkait Programme of Work and Budget, serta tentang Mercury Waste Thresholds. Vivien menjelaskan program tersebut seperti anggaran yang bisa dihitung bila semua contact group sudah disepakati.

Pada COP-4 Konvensi Minamata ini, ada contact group baru yang untuk membahas Mercury Waste Thresholds atau ambang batas limbah merkuri. Menurut Vivien, pembahasan tentang ini tidak harus selesai di COP ini.

Ini terkait dengan batasan-batasan dari tingkat pencemaran yang ditimbulkan oleh merkuri. Waste Thresholds ini berbicara soal ilmiah, disini saya membayangkan negara maju dan berkembang akan mengalami perdebatan.

Vivien menegaskan bahwa Mercury Waste Thresholds ini harus dibuat karena akan mendorong negara-negara maju untuk membantu dalam hal teknologi. Ia kemudian mengingatkan agar seluruh negara pihak agar segera membahas contact group.

"Saya sebagai Presiden COP meminta kepada seluruh contact group untuk menyelesaikan dan melaporkan hasil diskusinya ketika di Plenary," pungkas Vivien.

(akn/ega)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads