Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menyoroti program roasting saat bulan Ramadan. KPI melarang seorang talent mengolok-olok stereotip tertentu.
Hal ini disampaikan oleh Komisioner KPI, Hardly Stefano, dalam acara sosialisasi Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) di auditorium Menara Bank Mega, Jakarta, Kamis (24/3/2022). Acara ini diikuti oleh karyawan Trans TV, CNBC, dan CNN. Mulanya, Hardly menyinggung program roasting perlu menjadi perhatian stasiun televisi.
"Ngolok-ngolok itu boleh, sebagai bercanda boleh, di semua negara itu (roasting) biasa," ujar Hardly.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau nggak boleh sama sekali, saya khawatir pesan yang ditangkap generasi muda kita, menjadi generasi yang sensitif, diomongin sedikit, sensi, terus dilaporkan ke guru, nanti besarnya (dewasa) dibercandai, dilaporkan ke polisi," lanjutnya.
![]() |
Program roasting, jelas Hardly, perlu ada batasannya. Pertama, program roasting tidak boleh menyudutkan stereotip tertentu.
"Tidak boleh mengeksploitasi stereotip tertentu, misal (ada orang berbadan) gendut, terus-terusan menerus menjadi sasaran olok-olokan, itu namanya eksploitasi stereotip," imbuh Hardly.
Kedua, kalimat negatif yang dilontarkan oleh seorang talent, jelas Hardly, tidak boleh lebih dari 2 kalimat. Jika lebih dari 2 kalimat, hal itu sama saja termasuk eksploitasi stereotip.
"Kalimat negatif dari talent tidak boleh lebih dari 2 kalimat negatif, karena apa? jangan hanya terpaku untuk me-roasting figur orang. Jadi kalimat negatif terhadap fisik orang (hanya boleh) 2 kali," terang Hardly.
![]() |
"Misal ada yang (orang berbadan) gemuk, dikatain 'eh ada truk tronton' itu sekali, ada lagi yang ngatain 'ini ada kulkas dua pintu'. ini dua kali. Begitu ada kalimat ke (tertuju kepada) orang yang sama, ke yang gendut itu, 'ini ngapain gapura kecamatan berdiri di sini', di titik itu KPI akan memberi sanksi," sambungnya.
Jika olok-olok dilontarkan lebih dari 2 kali, menurut Hardly, tidak imajinatif. Hardly menegaskan sekali lagi bahwa bercanda itu boleh, namun tak boleh bully.
Poin ketika, setiap talent boleh melontarkan candaan. Jadi, kata Hardly, orang yang berwajah tampan atau cantik juga bisa di-roasting.
"Sarkas, misal, dibilang ganteng tapi (kenyataannya) tampilan jelek kan nggak apa-apa juga," lanjutnya.
Selain perihal roasting, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan oleh talent yang mengisi acara Ramadan. "Hati-hati terhadap busana, perilaku, dan ucapan," ujar Hardly.
(isa/tor)