Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa memastikan proses hukum atas kelalaian komandan kompi (danki) yang berujung gugurnya 3 prajurit di Distrik Gome, Puncak, Papua masih terus berlanjut. Jenderal Andika mengatakan penyidikan terhadap danki tersebut terkendala sejumlah hal.
"Proses hukum sudah dimulai karena memang lokasinya, jadi proses penyidikan memerlukan waktu yang lebih panjang. Karena untuk ke sana juga kita tidak terlalu bebas seperti di sini. Tapi yang jelas itu akan terus berlanjut," kata Andika Perkasa kepada wartawan seusai rapat kerja dengan Komisi I DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (24/3/2022).
Andika memastikan pihaknya akan terus tegas memproses hukum terhadap prajurit yang melanggar ketentuan hukum pidana militer dibukukan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer (KUHPM). Dia menekankan penegakan hukum terhadap prajurit agar fokus selalu menjalankan tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang ada.
"Proses hukum. Jadi kalau proses hukum kita punya pegangan. Apakah hanya Pasal 103 KUHPM atau bahkan ada pasal KHUP-nya pasal-pasal pidana lain. Ini tergantung tindak pidana yang dilakukan. Pasti kita akan tegakkan hukum supaya juga fokus pada tupoksinya di mana pun mereka berada," ujar Andika.
Lebih lanjut, dia menyebut sudah melakukan evaluasi dari kejadian tersebut. Menurutnya, tragedi itu terjadi lantaran danki yang bersangkutan tak melakukan tugasnya sesuai dengan prosedur operasi standar (SOP).
"Sudah. Evaluasi langsung kita beritahukan ke seluruhnya yang sedang bertugas tentang case study ini sehingga jangan sampai ada yang melakukan lagi. Karena kan SOP aktivitas anggota kita di sana sudah diberikan. Secara detail sudah. Itu yang tidak dilakukan," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, Jenderal Andika Perkasa kecewa berat atas kelalaian komandan kompi (danki) yang berujung gugurnya 3 prajurit di Distrik Gome, Puncak, Papua. Danki itu saat ini menjalani pemeriksaan di Puspom TNI AD.
"Jadi, iya betul yang melakukan tindak pidana pembunuhan adalah kelompok bersenjata, tapi juga ada peran nih, peran penggelaran oleh Komandan Kompi yang dalam hal ini sebagai komandan pos di tempat yang tidak diperhitungkan dan disepelekan," kata Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa dalam sebuah video yang dibagikan kepada wartawan, Sabtu (19/3).
Panglima TNI menuturkan bahwa yang terjadi sebenarnya tidak seperti yang dilaporkan. Andika menyebut danki di lokasi penyerangan berbohong.
"Ternyata hasilnya berbohong, yang terjadi bukan yang dilaporkan dan yang terjadi sebenarnya ini disembunyikan oleh si danki dari komandan batalion," ujar Andika.
Seorang komandan, kata Andika, seharusnya memikirkan bagaimana agar anak buahnya terlindungi. Dia menegaskan bahwa seorang komandan harus mempertimbangkan segala sesuatu secara matang.
Lihat juga video 'Panglima TNI Marah, Kebohongan Danki Bikin 3 Prajurit TNI di Papua Gugur':
(fca/maa)