Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bersama Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil memimpin pertemuan sherpa atau sherpa meeting dalam Urban 20 (U20). Dalam forum itu, keduanya bertindak sebagai Co-Chair U20, yang membahas enam isu prioritas.
"Tahun ini G20 co-host Jakarta dan Jabar, kami akan fokus dan memfasilitasi G20 dan kota-kota, terutama mendiskusikan kemungkinan-kemungkinan solusi atas isu-isu yang akan dibahas dalam G20," kata Anies dalam sambutannya seperti dilihat melalui YouTube Pemprov DKI Jakarta, Rabu (23/3/2022).
Adapun enam isu yang diangkat meliputi pemulihan ekonomi sosial, kebutuhan rumah penunjang produktivitas, akses transportasi ramah lingkungan, transisi energi terbarukan, kesehatan mental, serta masa depan cara kerja. Anies menuturkan nantinya keenam isu itu akan dibawa dalam pertemuan puncak U20 Summit pada Agustus mendatang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sherpa meeting ini kesempatan langka, tidak hanya pertemuan ini melaporkan bagaimana U20 bakal berdampak pada lanskap G20, tapi kota-kota akan mendiskusikan kebijakan-kebijakan prioritas pada tahun 2022 dan juga akan secara jelas merekomendasikan kepada G20. Jadi kita berharap sherpa meeting, isu yang diangkat menjadi prioritas dalam pertemuan G20," ujarnya.
Di samping itu, Anies berharap forum ini mampu mengartikulasikan perspektif lokal ke dalam agenda G20. Serta memperkuat relasi antarkota di dunia.
"Jadi U20 sherpa memiliki posisi yang kuat untuk membawa pesan politis kepada G20 melalui komunitas U20. Hasil dari U20 sherpa meeting juga termasuk untuk memperkuat hubungan kota-kota anggota U20," ucapnya.
Selaras dengan Anies, Ridwan Kamil percaya U20 dapat menjadi forum penting untuk menyinkronkan program prioritas nasional dengan komitmen global. Dia lantas mengajak setiap negara anggota U20 dapat mencari solusi untuk meminimalkan ketimpangan global.
"Saya ingin menekankan pandangan-pandangan dari para anggota negara berkembang dalam forum G20. Setiap anggota harus bersama-sama untuk meminimalisasi ketimpangan global, termasuk dalam konteks isu urban," imbuhnya.
"Saya juga ingin menekankan bahwa peran transisi urban sebagai fenomena yang akan terjadi secara global, maka dari itu kita harus melihat masalah urban tidak hanya masalah perkotaan itu saja, tapi juga bagaimana perkotaan bisa bangkit pada dekade-dekade berikutnya," sambungnya.
Dia juga menyinggung soal fase transisi pandemi COVID-19 menjadi endemi. Menurutnya, dibutuhkan sinergi antarpemerintah untuk mencapai kondisi regional yang stabil.
"Saat ini, memasuki fase endemi dari pandemi, sinergi pemerintah dengan berbagai sektor dan komunitas sangat dibutuhkan untuk mencapai kondisi regional yang stabil," tandasnya.
(taa/idn)