Koordinator RSDC Wisma Atlet, Mayjen TNI Budiman, mengatakan tenaga kesehatan (nakes) di Wisma Atlet akan purnatugas jika kasus terus menurun dan kontraknya berakhir. Relawan juga akan meninggalkan Wisma Atlet selepas kasus melandai.
"Ketika kasus turun, yang sudah berakhir kontraknya mereka otomatis ya purna tugas, relawan berakhir dengan sendirinya sesuai dengan kontrak mereka," tuturnya, Rabu (23/3/2022).
Budiman mengatakan saat ini pihaknya masih menunggu keputusan pemerintah terkait masa transisi dari pandemi ke endemi. Pihaknya juga menunggu pemerintah terkait nasib Wisma Atlet ke depannya.
"Kita menunggu apa keputusan dari pemerintah dalam hal ini ketika sudah menjadi endemi, RSDC ini akan dibuat seperti apa, fasilitas kesehatan dan alat kesehatan yang ada pengadaan atau sumbangan mau dikemanakan, itu tergantung keputusan pemerintah," katanya.
Budiman mengatakan ke depan RSDC Wisma Atlet diharapkan jadi prototipe untuk menangani korban nuklir, biologi, dan kimia. Dia menilai harus ada institusi atau badan yang siap dalam segala ancaman di masa yang akan datang.
"Ke depan seperti apa, kita berharap bahwa ancaman ke depan itu adalah ancaman yang lebih luas antara lain berkaitan dengan kewaspadaan virus seperti ini atau ancaman lain baik itu bencana alam maupun non-alam, ancaman penyakit. Kalau prospek ke depan adalah bagaimana negara persiapkan ancaman terhadap pajanan akibat korban nuklir biologis seperti ini, pajanan kimia," jelasnya.
"Kita memang diharapkan ke depan rumah sakit ini bisa jadi prototipe untuk pelayanan korban nuklir, biologi, dan kimia, karena ancaman ke depan kita melihat dengan adanya tantangan perang masa depan tentu saja bukan hanya perang fisik antara negara dan sebagainya, tapi juga bagaimana yang kita sebut dengan proxy war, perang asimetri yang menggunakan berbagai macam senjata," tuturnya.
Lihat juga Video: Pasien Terus Berkurang, Tower 4 & 7 Wisma Atlet Kemayoran Akan Ditutup