Berikut ini konsep skema keuntungan sistem depo yang dijanjikan kepada para korban:
- Depo USD 500 dengan perhitungan 50% keuntungan diberikan kepada member dan 50% untuk robot trading (perusahaan)
- Depo USD 1.000 dengan perhitungan 60% untuk member, 40% untuk robot trading
- Depo USD 5.000 dengan perhitungan 70% member, 30 % untuk robot trading
- Depo USD 10.000 dengan perhitungan 75% keuntungan member, 25% untuk robot trading
- Depo USD 50.000 dengan perhitungan 80% keuntungan member, 20% untuk robot trading
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dijelaskan (kepada korban) semakin besar member yang menginvestasikan dananya ke robot trading Fahrenheit, maka member semakin besar mendapatkan profit dibandingkan (keuntungan bagi) pihak trading," katanya.
Akan tetapi, janji yang diberikan oleh para tersangka ini tidak semudah slogannya (Duduk Diam Dapat Duit). Seiring berjalan waktu, para member mengalami margin cell atau saldo minus.
"Berjalannya waktu trading tersebut, kemudian para member yang menjadi korban mengalami margin cell (saldo nol atau minus) pada akun MT4, sehingga para member yang menjadi korban tidak bisa melakukan withdrawl atau penarikan," tuturnya.
Seperti diketahui, polisi mengungkap penipuan berkedok robot trading Fahrenheit. Hingga saat ini, polisi telah menetapkan 4 orang sebagai tersangka.
Dari keempat orang tersebut, polisi berhasil menyita berbagai barang bukti, seperti rekening koran, laptop, komputer, buku tabungan, hingga sebuah airsoft gun. Keempat orang tersebut juga memiliki peran yang berbeda.
Namun, polisi hingga saat ini masih mengembangkan kasus tersebut. Polisi menyebut Hendry Susanto sebagai direktur pemilik Fahrenheit kini masih diburu.
"Untuk sementara dari hasil pemeriksaan empat orang yang sudah kita amankan ini, menurut keterangan mereka, (Hendry Susanto) adalah direktur di PT FSP Akademi Pro," ujar Auliansyah.
(mea/mea)