Bupati Bogor Ade Yasin jengah dengan keberadaan banyaknya imigran di kawasan Puncak. Dia menyebut keberadaan pengungsi tersebut mengganggu pariwisata di Puncak karena mereka hanya menganggur.
Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (United Nations High Commissioner for Refugees/UNHCR) angkat bicara.
"Pengungsi di Indonesia belum memiliki akses untuk hak bekerja," kata Public Information Officer UNHCR di Indonesia, Mitra Salima Suryono, Senin (21/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"UNHCR dan para mitra kerja kami, dengan persetujuan pemerintah Indonesia, berupaya untuk menciptakan aktivitas-aktivitas untuk pemberdayaan produktivitas pengungsi," imbuhnya.
Dia mengatakan pemberdayaan tersebut memberi keuntungan bagi masyarakat setempat yang memiliki bisnis berskala kecil menengah. Di sisi lain, lanjutnya, pengungsi diharapkan memperoleh upah yang setidaknya cukup untuk menopang kebutuhan keseharian mereka.
Namun aktivitas pemberdayaan tersebut banyak tertunda karena pandemi COVID-19. Dia berharap aktivitas-aktivitas tersebut dapat berjalan kembali dan semakin banyak jumlahnya.
Salima juga memberi tanggapan soal keberadaan imigran yang mengganggu pariwisata di Puncak, Bogor. Dia mengatakan UNHCR selalu mengingatkan kepada para pengungsi untuk taat hukum.
"Kami selalu menginformasikan pengungsi bahwa mereka adalah tamu di Indonesia dan bahwa mereka wajib menghormati UU, peraturan dan hukum yang berlaku di negara ini, layaknya penduduk asli di Indonesia," katanya.
Dia mengatakan apabila ada di antara pengungsi yang melanggar hukum yang berlaku, mereka dapat ditindak dan mendapatkan hukuman jika terbukti bersalah setelah melalui proses pengadilan.
Simak selengkapnya di halaman berikutnya.
Saksikan juga e-Life: Mengapa Aku Overthinking?
"Kami juga selalu menekankan bahwa menjadi pengungsi bukan berarti mereka menjadi kebal hukum. Dalam setiap kesempatan kami berkomunikasi dengan mereka, hal ini kami informasikan dan kami himbau untuk mereka patuhi karena apabila mereka langgar, akan ada konsekuensinya," ungkapnya.
Bupati Bogor Jengah Imigran di Puncak
Sebelumnya, Bupati Bogor, Ade Yasin, meminta dukungan pencarian solusi untuk mengatasi imigran yang ditempatkan di Puncak. Dia menilai keberadaan imigran bisa mengganggu aktivitas pariwisata di kawasan Puncak.
"Karena semakin hari semakin banyak, malah sekarang angkanya mencapai 1.690-an. Ini sangat mengganggu pariwisata kami dan wisatawan yang akan datang ke Puncak," kata Ade Yasin melalui keterangannya, Kamis (18/3).
Pengungsi tersebut ditempatkan di Puncak tanpa ada pekerjaan. Sebagian disebut meresahkan masyarakat sekitar.
Dia menyebut imigran tersebut banyak berasal dari kawasan Timur Tengah. Dia ingin imigran tersebut dipindahkan dari kawasan Puncak karena di sana sudah terlalu macet.
"(Imigran banyaknya dari) Timur Tengah ya. Kita juga nggak tahu kenapa bertambah terus. Kan itu mereka bisa lolos sampai ke sini saya juga nggak tahu. Itu mungkin kewenangannya pusat," kata Ade.
Ade turut meminta Kemenkumham mengecek imigran di Puncak untuk melihat legalitasnya. Dia berharap imigran di sana tidak terus bertambah.