Ungkit Potensi Energi Terbarukan RI, Jokowi Singgung Pendanaan Iklim Global

Ungkit Potensi Energi Terbarukan RI, Jokowi Singgung Pendanaan Iklim Global

Rakha Arlyanto Darmawan - detikNews
Minggu, 20 Mar 2022 20:31 WIB
Presiden Joko Widodo
Foto: Presiden Jokowi (Tangkapan layar YouTube Sekretariat Presiden)
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka sidang Inter-Parliamentary Union (IPU) ke-144 di Bali. Dalam pidatonya Jokowi menyinggung tantangan yang akan dihadapi global hingga investasi pendanaan iklim.

"Tantangan yang dihadapi global ke depan tidak semakin mudah tetapi kelihatannya semakin sulit. Awal-awal kita selalu berbicara masalah disrupsi teknologi karena adanya revolusi industri 4.0. Kemudian regulasinya yang selalu terlambat mengikuti kecepatan perubahan teknologi. Satu masalah belum selesai, muncul masalah yang kedua, yaitu pandemi Covid-19 yang juga mendistrupsi semua hal yang sebelumnya tidak pernah kita kira, sekarang kita rasakan," kata Jokowi dalam siaran YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (20/3/2022).

Jokowi kemudian mengungkit masalah langkanya energi hingga kenaikan harga pangan. Jokowi juga menyinggung kelangkaan kontainer dalam mengirim logistik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Langkanya energi, kenaikan harga pangan, kemudian kelangkaan kontainer dalam mengirim logistik yang ada dan terjadinya kenaikan inflasi hampir di semua negara sehingga rakyat kesulitan dalam menjangkau harga-harga yang naik," jelasnya.

Bicara Perubahan Iklim

Terlepas dari masalah energi dan ekonomi itu, Jokowi mengingatkan ada hal yang perlu dihadapi ke depan. Hal itu adalah soal perubahan iklim.

ADVERTISEMENT

"Tetapi juga jangan melupakan bahwa kita menghadapi sebuah hal yang mengerikan kalau kita tidak berani memobilisasi kebijakan-kebijakan baik itu di parlemen maupun pemerintah, yaitu adalah perubahan iklim," kata Jokowi.

Jokowi menyebut masalah perubahan iklim ini sering dibicarakan dalam pertemuan global. Akan tetapi, kata dia, aksi di lapangan belum terlihat.

"Hal yang sering kita lakukan sering kita bicarakan, sering diputuskan di dalam pertemuan-pertemuan global tetapi aksi lapangannya belum kelihatan. Saya berikan contoh saja transisi dari energi fosil ke energi baru terbarukan. Dari energi batu bara masuk ke renewable energy. Kelihatannya mudah, tetapi dalam praktiknya itu ada sesuatu yang sangat sulit di lapangan utamanya bagi negara-negara berkembang," katanya.

Oleh sebab itu, kata Jokowi, yang perlu dibicarakan adalah masalah pendanaan iklim. Jokowi menyebut pendanaan iklim itu harus diselesaikan.

"Sehingga yang perlu dibicarakan adalah dan dimobilisasi adalah pendanaan iklim, ini harus segera kita selesaikan. Yang kedua investasi dalam rangka renewable energy. Kemudian yang ketiga yang berkaitan dengan transfer teknologi," sebutnya.

"Kalau ini tidak riil dilakukan, sampai kapanpun saya pesimis bahwa yang namanya perubahan iklim ini betul-betul tidak bisa kita cegah," lanjutnya.

Jokowi melanjutkan bahwa Indonesia memiliki banyak potensi untuk renewable energy atau energi terbarukan. Salah satunya adalah sumber energi dari air karena Indonesia memiliki 4 ribu lebih sungai.

"Di Indonesia misalnya, kita memiliki potensi untuk renewable energy ini banyak sekali. Dari yang namanya hydropower yang Indonesia memiliki 4.400 sungai, potensinya besar. Kita memiliki geotermal dengan potensi 29.000 megawatt. Angin sangat banyak. Arus bawah laut sangat banyak. Energi matahari, sangat melimpah. Tetapi perlu sebuah investasi yang besar," sebutnya.

Jokowi menambahkan pendanaan iklim global perlu dukungan serius dari komunitas internasional. Jokowi menyebut jika pendanaan iklim tak dimobilisasi beberapa tahun ke depan, dia pesimistis perubahan iklim bisa dicegah sama sekali.

"Perlu sebuah transfer teknologi. Perlu pendanaan iklim global yang betul-betul serius didukung oleh internasional. Kalau itu hanya kita bicarakan dari tahun ke tahun dan tidak ada mobilisasi tidak ada keputusan, saya pesimis bahwa yang namanya perubahan iklim ini betul-betul tidak bisa kita cegah sama sekali," imbuhnya.

"Saya sangat menghargai apabila seluruh parlemen yang ada di negara-negara anggota IPU bisa memobilisasi bersama-sama dengan pemerintah sehingga muncul sebuah keputusan, muncul sebuah aksi yang betul-betul nyata dan konkret sehingga bisa dilaksanakan di lapangan," tambahnya.

Halaman 2 dari 2
(lir/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads