Upaya evakuasi sembilan warga negara Indonesia (WNI) dari Kota Chernihiv, Ukraina, memakan waktu lebih dari 3 pekan. Upaya evakuasi juga dipenuhi suasana menegangkan.
Waktu 22 hari dihabiskan hingga akhirnya sembilan WNI tersebut bisa dievakuasi ke Polandia. Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi menggambarkan sulitnya proses evakuasi.
"Proses evakuasi sangat, sangat, sangat tidak mudah. Setiap hari, selama kurang-lebih 22 hari, upaya untuk mengevakuasi para WNI dari Chernihiv terus dilakukan. Namun baru hari ini mereka berhasil dievakuasi melalui jalur Kyiv, kemudian ke Lviv, dan kemudian menyeberang ke wilayah Polandia," kata Retno, Jumat (19/3/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan skenario dan jalur evakuasi terus disesuaikan setiap harinya. Pasalnya, kondisi di lapangan terus berubah karena Ukraina dan Rusia saling membalas serangan.
Retno mengatakan saat ini sembilan WNI tersebut telah berada di zona aman.
![]() |
"Jika dihitung dari Chernihiv sampai ke Lviv, total perjalanan yang ditempuh oleh para WNI adalah sekitar 15 jam," katanya.
Setelah itu antrean terjadi di perbatasan. Retno mengatakan sembilan WNI itu didampingi Direktur Perlindungan WNI (PWNI) dan Badan Hukum Indonesia (BHI) Kemlu Judha Nugraha.
Dia mengatakan sembilan WNI tersebut akan menjalani tes kesehatan setelah tiba di Warsawa, Polandia. Mereka rencananya akan dipulangkan ke Indonesia pada Minggu (20/3) besok.
133 WNI Telah Dievakuasi dari Ukraina, Sisa 23 Orang
Kemlu melaporkan sebanyak 133 WNI telah dievakuasi dengan selamat dari Ukraina. Namun masih ada 23 WNI yang memilih tinggal di Ukraina, rata-rata karena alasan keluarga.
Selain itu, sembilan staf esensial KBRI saat ini saat ini berada di Kota Lviv. Sebagai penutup, Retno menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak, yang telah bekerja keras, bahu-membahu, dalam membantu pelaksanaan evakuasi WNI ini.
"Dan saya juga sampaikan terima kasih atas kerja sama dan kesabaran teman-teman sembilan WNI, karena tanpa kerja sama dan kesabaran mereka tidak mungkin evakuasi ini dapat kita lakukan dengan selamat," ujarnya.
Evakuasi dari Chernihiv Sempat Terkendala Serangan
Sembilan WNI sempat tertahan di Kota Chernihiv, Ukraina, di saat Rusia masih terus melancarkan serangan.
Kondisi ini terjadi pada pekan lalu. Segala upaya dilakukan untuk mengevakuasi sembilan orang WNI asal Binjai, Sumatera Utara (Sumut), ini.
"Kami masih terus upayakan. KBRI Kyiv telah siapkan kendaraan penjemput," kata Direktur Perlindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha saat dimintai konfirmasi, Sabtu (12/3).
Sembilan WNI di Chernihiv ini sempat masuk daftar informasi yang disebarkan pihak Rusia pada 7 Maret lalu. Mereka bersama warga-warga negara asing lainnya disebut Rusia dijadikan tameng hidup kelompok radikal Ukraina.
Namun hal ditepis karena sembilan WNI itu dipastikan Kemlu dalam keadaan aman. Namun upaya evakuasi terkendala serangan Rusia masih terus berlangsung di Chernihiv.
"Saat ini Rusia masih melakukan serangan ke Kota Chernihiv sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan pergerakan evakuasi," kata Judha.
Sembilan orang di Chernihiv sempat viral di medsos. Simak di halaman selanjutnya.
9 WNI di Chernihiv Berasal dari Binjai, Video Sempat Viral
Sebuah video pernyataan sejumlah pria asal Kota Binjai, Sumut, yang meminta dievakuasi dari Ukraina viral di media sosial (medsos). Gubernur Sumut (Gubsu) Edy Rahmayadi mengatakan persoalan evakuasi itu menjadi tanggung jawab pemerintah pusat.
![]() |
Dilihat detikcom, Selasa (8/3), dalam video terlihat enam pria meminta segera dievakuasi dari Kota Chernihiv, Ukraina. Mereka terjebak saat Rusia melakukan invasi ke Ukraina.
"Halo, selamat siang, pada hari ini saya ingin menyampaikan, kami warga negara Indonesia, khususnya di Sumatera Utara, warga Binjai, Sumatera Utara, memohon kepada pemerintah Indonesia tolong bantu kami, mengevakuasi kami dari Ukraina tepatnya di Kota Chernihiv," kata salah seorang pria dalam video itu.