Program Pendidikan Guru Penggerak harus bisa menciptakan karakter bangsa yang tanggung untuk menjawab tantangan di masa mendatang. Untuk itu program tersebut harus didukung oleh semua pihak.
"Pemerintah melalui Kemendikbud Ristek saat ini kembali mengajak para guru terbaik di tanah air untuk ikut Program Pendidikan Guru Penggerak yang harus didukung semua pihak dalam mewujudkan pola pendidikan nasional yang lebih baik," kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam keterangan, Kamis (17/3/2022).
Selain menciptakan karakter bangsa yang mampu menjawab beragam tantangan, program tersebut berfungsi untuk meningkatkan kualitas dari tenaga pengajar.
Jika dilihat berdasarkan data Kemendikbud Ristek jumlah guru di Indonesia tercatat ada 3,357 juta orang. Mayoritas guru tersebut mengajar pada jenjang pendidikan sekolah dasar (SD). Secara kualitas hanya 1,56 juta atau 53,91% dari total guru layak mengajar secara nasional.
Untuk menggenjot kualitas guru, Kemendikbudristek memberikan sejumlah pelatihan secara daring, lokakarya, konferensi, dan pendampingan bagi para pengajar.
"Program Pendidikan Guru Penggerak bisa dilakukan secara masif, berkesinambungan dan terukur, sehingga bisa menjadi program yang mampu meningkatkan keterampilan dan kelayakan para pengajar di tanah air," kata Lestari.
Menurutnya, upaya lain untuk meningkatkan kualitas tenaga pengajar dengan mendorong guru agar selalu melakukan adaptasi. Sehingga para guru bisa lebih meningkatkan keterampilan dan kelayakan mereka.
Dengan semakin banyaknya jumlah guru yang memiliki kemampuan beradaptasi terhadap sejumlah perubahan di sektor pendidikan. (Sehingga) Proses belajar mengajar bisa diterapkan sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan," katanya.
Ia turut mengajak semua pihak agar mensukseskan program tersebut sehingga mutu pendidikan nasional bisa lebih baik lagi.
"Para pemangku kepentingan dan masyarakat meningkatkan kepedulian terhadap mutu pendidikan nasional diawali dengan upaya peningkatan kualitas pengajar yang mampu beradaptasi dengan berbagai perubahan pasca-pandemi," tutupnya.
(ega/ega)