Ahli bahasa Prof Andika Dutha Bachari menilai cuitan Ferdinand Hutahaean 'Allahmu lemah Allahku kuat' ditujukan ke Habib Bahar bin Smith. Andika juga menilai cuitan Ferdinand itu menyinggung dua agama.
Hal ini disampaikan Andika ketika bersaksi dalam sidang dengan terdakwa Ferdinand Hutahaean di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Selasa (15/4/2022).
"Saya melihat dalam analisis teks, ada istilah intertekstual; intertekstual itu keterkaitan antara teks satu dan lain. Saya lihat juga keterkaitan teks ini untuk menafsirkan dari 'Allahmu dan Allahku'. Dan saya lihat rujukan itu kepada Bahar Smith, ketika ada 'mu' dan 'ku', itu dia menekankan garis diametral bahwa aku dan kamu itu berbeda. Tuhanku dan Tuhammu beda, Tuhanmu itu lemah, jadi perlu dibela," ujar Andika dalam sidang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jaksa kemudian bertanya soal ada-tidaknya unsur kebohongan dalam cuitan Ferdinand. Andika menjelaskan bahwa unsur kebohongan sulit diukur karena cuitan Ferdinand itu adalah pendapat pribadi.
"Saya menilai, ini kan pendapat, Yang Mulia. Pendapat dia (Ferdinand) Allahmu lemah, jadi untuk menilai bohong itu sulit kalau diukur, karena itu pendapat, bukan deskripsi, bukan berita. Saya melihat adanya daya luka terhadap orang lain karena dia sudah tegaskan garis lurus, aku dan kamu itu berbeda. Ada bahwa 'Allahku dan Allahmu' itu beda, saya lihat adanya daya luka dari perbedaan. Sementara untuk membuktikan bohong atau tidak saya nggak tahu," papar Andika.
Dia mengaku tidak tahu cuitan Ferdinand itu tidak ditujukan ke agama mana. Yang jelas, katanya, cuitan itu menyinggung duga agama.
"Syarat utama untuk membuktikan bohong itu hanya satu, ada teks bandingan yang dinyatakan 'ini yang benar sebetulnya'. Saya tidak menemukan itu, cuma yang dia katakan, yang terdakwa katakan, masalahnya ini melanggar doktrin tauhid dasar bahwa dalam Islam, Allah itu maha, Allah itu kuat, dengan doktrin dasar yang itu, jika itu dibandingkan, walaupun dia tidak secara eksplisit menunjukkan bahwa itu ditujukan Allah agama Islam, tapi dalam kajian literatur yang saya temukan, kehidupan beragama yang disinggung hanya dua agama aja yang merujuk Tuhannya dengan kata Allah," ucapnya.
Setelah menyampaikan hal itu, pengacara Ferdinand sempat keberatan dengan pernyataan yang dilontarkan Prof Andika. Tetapi majelis hakim meminta Andika melanjutkan penilaiannya.
Lebih lanjut, Andika menilai kata 'Allah' ini digunakan oleh Ferdinand itu bisa tertuju ke umat Nasrani dan Islam. Dia mengatakan ada kemungkinan Ferdinand menyinggung kedua agama itu.
"Kata-kata yang digunakan pemeluk agama yang merujuk Tuhannya kata Allah ada dua, ini Islam dan Nasrani. Artinya, ada dua kemungkinan bahwa Allah yang dimaksud itu Allah Tuhan Islam atau Allah Nasrani," katanya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.