Babeh Idin Hijaukan Bantaran Kali Pesanggrahan, Awalnya Dianggap Gila

Inspirasi

Babeh Idin Hijaukan Bantaran Kali Pesanggrahan, Awalnya Dianggap Gila

Marteen Ronaldo Pakpahan - detikNews
Minggu, 13 Mar 2022 15:47 WIB
Jakarta -

Chaerudin atau biasa disapa sebagai Babeh Idin adalah sosok penjaga lingkungan bantaran Kali Pesanggrahan, Lebak Bulus. Berkat jasanya, bantaran kali di kawasan Hutan Kota itu menjadi hijau. Awalnya, upaya penyelamatan lingkungan yang dia lakukan sempat mendapat cemooh.

Babeh Idin bercerita di Hutan Kota Sangga Buana yang telah dirintisnya, yakni tak jauh dari Jl Karang Tengah Raya, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (8/3). Sebelum menjadi hutan kota, kawasan ini menjadi tempat pembuangan sampah. Babeh Idin menerawang ke masa-masa lebih dari tiga dekade silam.

"Awal mulanya ya sendirian, tong (entong, panggilan untuk anak laki-laki). Orang-orang bilang, 'Jangan ngikuti Bang Idin, dia lagi gila, miskin, pengangguran, tiap hari kerjanya ngauk-auk sampah di kali, menanam-nanam pohon,'" kata Babeh Idin sembari menirukan cibiran orang di masa lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia memaklumi orang-orang yang dulu menganggapnya gila. Soalnya, mereka tidak mengerti manfaat dari menanam pohon, yakni untuk menyediakan oksigen, menyimpan air tanah, dan menjaga sungai itu sendiri. Dia juga mengungkapkan alasan historisnya bahwa sungai adalah cikal bakal peradaban manusia. Dahulu, 13 sungai di Jakarta menjadi semacam 'jalan tol' mengalirkan komoditas ekonomi di era kerajaan-kerajaan pra-kolonial, bahkan sampai era kolonial.

"Itu dorongan historisnya. Tapi kalau orang nggak ngerti, ngapai itu nanam-nanam pohon, ngangkut sampah tanpa ada orang menyuruh," kata Babeh Idin.

ADVERTISEMENT
Babeh Idin di Hutan Kota Sangga Buana, dekat Kali Pesanggrahan, Lebak Bulus, Jaksel, 8 Maret 2022. (Marteen Ronaldo Pakpahan/detikcom)Babeh Idin di Hutan Kota Sangga Buana, dekat Kali Pesanggrahan, Lebak Bulus, Jaksel, 8 Maret 2022. (Marteen Ronaldo Pakpahan/detikcom)

"Gue emang nggak disuruh, nggak disuruh presiden, nggak disuruh gubernur, nggak dibayar. Tapi gue ada dorongan hati nurani karena judulnya 'kesel'," ujarnya.

Kekesalannya pada kerusakan sempadan Kali Pesanggrahan (dan kali-kali di Jakarta pada umumnya) dia salurkan dengan kegiatan menanam pohon dan memungut sampah.

"Itulah berbuat tanpa didorong, tanpa digaji, tapi orang menjadi pro-kontra waktu itu. Silakanlah, orang menghina gue miskin, gila, tapi gue berjalan terus. Begitu pohon yang gue tanam berbuah, gue nggak mengklaim bahwa itu pohon gua," kata dia.

Belajar Melestarikan Lingkungan Pesanggrahan dari Babeh IdinBelajar Melestarikan Lingkungan Pesanggrahan dari Babeh Idin (Andhika Prasetia/detikcom)

Dia mengolah sampah menjadi pupuk organik hingga juga memanfaatkan insinerator. Pupuk organik dia manfaatkan untuk kegiatan Kelompok Tani Lingkungan Hidup (KTLH) Sangga Buana. Dia juga menebar benih ke sungai.

"Setiap bulan gue lepasin ikan ke sungai dari Sawangan (nama kecamatan di Depok Jawa Barat, aliran yang lebih awal dari Kali Pesanggrahan di Lebak Bulus). Lu boleh pancing ye, tapi tolong sampah jangan dibuang di kali ini. Cara ngajarin gue begitu," kata Babeh Idin.

Dia melakukan upaya penghijauan bantaran kali lantaran berprinsip bahwa alam ini bukan warisan tapi titipan dari anak-cucu kita, jadi alam ini harus kita jaga supaya anak-cucu kita bisa menerimanya dalam kondisi yang masih baik. Kadang kala, dia menghadapi orang-orang yang mempertanyakan dasar hukum upayanya dalam menanam pohon di sempadan sungai, maklum saja, tak jarang daerah sempadan sungai itu juga merupakan lahan kepunyaan orang.

"SK (Surat Keputusan untuk penugasan Babeh Idin) gue dari langit, punya tanggung jawab karena kesel memikirkan kenapa kalau banjir yang disalahin sungai," kata pria peraih penghargaan Kalpataru tahun 2013 ini.

Belajar Melestarikan Lingkungan Pesanggrahan dari Babeh IdinBelajar Melestarikan Lingkungan Pesanggrahan dari Babeh Idin (Andhika Prasetia/detikcom)

Kini KTLH Sangga Buana yang diasuh Babeh Idin punya total luas kawasan 120 hektare, termasuk yang ada di Jakarta Selatan ini, di Bogor, Tangerang Selatan, dan Depok. Di Jaksel sendiri, ada 40 hektare di bantaran Kali Pesanggrahan yang menjadi Hutan Kota Sangga Buana ini.

Halaman 2 dari 2
(dnu/dnu)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads