Momen Kapolda Metro Terjun ke Lokasi Rawan-Identifikasi Masalah Gangster

Momen Kapolda Metro Terjun ke Lokasi Rawan-Identifikasi Masalah Gangster

Dwi Andayani - detikNews
Sabtu, 12 Mar 2022 08:10 WIB
Polisi memukul mundur massa Pemuda Pancasila (PP) yang demo di depan gedung DPR, Jakarta. Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran hadir ke lokasi.
Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran (Andhika Prasetia/detikcom)
Jakarta -

Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran memberikan perhatian serius terkait aksi kejahatan jalanan yang terjadi di Ibu Kota dan sekitarnya, salah satunya di Depok. Fadil membuktikan ucapannya terjun langsung ke lokasi rawan gangster di Depok.

Hal ini dilakukan pada Jumat (12/3/2022) malam. Melalui akun resminya @kapoldametrojaya, Fadil membagikan momen dirinya dengan anggota Dewan serta RT-RW setempat.

Fadil mengatakan, dua hari lalu, di tempat tersebut terjadi penyerangan gangster terhadap warga. Oleh sebab itu, ia mendatangi lokasi untuk melakukan identifikasi guna mencari solusi penanganan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Malam ini saya sedang di Kaveling Pancoran Mas, Lapangan Penggorengan, di mana kira-kira dua hari lalu ini ada TKP. Saya datang ke sini untuk mengidentifikasi duduk persoalan dan berdiskusi untuk mencari solusi," ujar Fadil.

"Saya ingin tahu langsung kondisi di lapangan dan mengevaluasi agar gangguan kamtibmas tidak terjadi lagi," tuturnya.

ADVERTISEMENT

Ia mengatakan nantinya hasil identifikasi digunakan sebagai dasar dalam memberikan arahan terhadap jajaran polsek. Hal ini dilakukan agar masalah tawuran dapat diselesaikan secara bersama-sama.

"Untuk memberikan arahan kepada jajaran polsek untuk mengambil langkah-langkah pencegahan agar tawuran ini bisa kita selesaikan secara bersama-sama dengan warga masyarakat," tuturnya.

Diketahui sebelumnya, dalam kesempatan rapat analisis dan evaluasi (anev), Fadil Imran membacakan berita mengenai kejahatan jalanan yang ada di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Fadil menyampaikan dirinya akan mendatangi lokasi kejadian.

"Kemarin saya membaca ada sebuah berita di Depok ada warga yang terluka diserang gangster. Kemudian di wilayah Bekasi terjadi begal, terjadi tawuran. Saya akan datang ke lokasi-lokasi yang rawan tersebut sesuai jam kejadian," kata Fadil lewat unggahan di media sosial Instagram pribadinya seperti dilihat, Senin (7/3/2022).

Fadil juga meminta masyarakat melaporkan lokasi-lokasi yang rawan kejahatan. Dalam unggahannya di Instagram, Fadil meminta masyarakat mengirimkan informasi lokasi-lokasi yang rawan kejahatan melalui direct message (DM) Instagramnya.

Simak di halaman selanjutnya: hasil analisis polisi soal marak tawuran dan begal di penyangga Ibu Kota.

Simak Video: Gengster Bacok Warga Depok Bikin Polisi Turun Tangan

[Gambas:Video 20detik]



Analisis Polisi soal Marak Begal dan Tawuran

Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat mengungkap fakta terkait beberapa kejadian begal dan tawuran gangster ini rata-rata dilakukan oleh anak di bawah umur. Salah satu contohnya kasus begal ibu hamil di Mustika Jaya, Kabupaten Bekasi, yang terjadi pada Selasa (8/3). Empat dari enam pelaku yang ditangkap ternyata masih di bawah umur.

"Hasil pengungkapan, sebagian besar didapatkan fakta bahwa para pelaku semuanya di TKP yang sudah diungkap, rata-rata usia di bawah 20 tahun atau usia belasan tahun, yang pekerjaannya adalah pelajar," kata Kombes Tubagus Ade Hidayat kepada wartawan, Jumat (11/3).

Dari fakta tersebut, polisi menyimpulkan ada tiga klaster pelaku, yakni klaster penyakit masyarakat, kenakalan remaja, dan pelaku kriminal. Dari ketiga klaster tersebut, upaya penanggulangannya dilakukan secara berbeda.

Gangster Ingin Unjuk Eksistensi

Tubagus kemudian menyampaikan analisis terkait proses terjadinya begal dari tiga klaster tersebut. Salah satunya adanya perkumpulan komunitas atau gangster yang ingin menunjukkan eksistensi atau kehebatan kelompoknya.

"Mereka kumpul dalam satu komunitas, kemudian mereka identifikasi diri sebagai kelompok kuat. Agar bisa disebut kelompok kuat, maka harus lakukan tindakan berani yang diidentifikasikan berani lukai orang lain dan ini terjadi di Depok," jelas Tubagus Ade.

Medsos Dimanfaatkan Jadi Sarana Unjuk Eksistensi

Tubagus menambahkan faktor media sosial juga mempengaruhi terjadinya aksi kriminalitas. Para pelaku kerap melakukan janji lewat media sosial sebelum melakukan tawuran.

"Karena agak unik, setiap kejadian tawuran diabadikan di beberapa medsos dan diekspos agar bisa mengidentifikasikan diri sebagai kelompok hebat," katanya.

Dari hasil analisis tersebut, polisi menyimpulkan maraknya aksi begal dan tawuran ini lebih cenderung pada permasalahan sosial. Polda Metro Jaya membentuk tim khusus yang lebih fokus pada tindakan kriminal.

"Dari tiga klaster tadi, maka Ditkrimum lebih fokus ke yang masalah kriminal kenakalan remaja, penyakit masyarakat, dan yang berorientasi pada yang jelas-jelas kriminalitas," tuturnya.

Halaman 2 dari 2
(dwia/mei)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads