Dosen sekolah bisnis manajemen (SBM) ITB tengah berkonflik dengan Rektor ITB terkait pencabutan swakelola. Anggota Komisi X DPR Andreas Hugo meminta Mendikbudristek Nadiem Makarim turun tangan.
"Kasus perseteruan antara Forum Dosen Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) ITB dan Rektor ITB akibat dicabutnya status Swakelola SBM ITB sudah terlalu mendalam dan berdampak bagi kerugian dunia Pendidikan Tinggi khususnya bagi mahasiswa yang sedang mengikuti proses perkuliahan," kata Andreas kepada wartawan, Kamis (10/3/2022).
Politikus PDIP ini mengatakan konflik itu akan merusak reputasi pendidikan ITB jika dibiarkan serta merusak kepercayaan terhadap kampus tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"SBM ITB yang sudah beroperasi selama 18 tahun dengan status swakelola dan telah mencapai reputasi internasional mengalami konflik internal yang berakibat mundurmya dekan dan mogok mengajar dosen-dosennya tentu akan berdampak pada kepercayaan publik terhadap SBM," ucap Andreas.
Dia meminta Nadiem Makarim turun tangan mencari solusi atas konflik tersebut. Andreas mengatakan mahasiswa akan terdampak secara langsung jika konflik ini berkepanjangan.
"Mendikbudristek sebagai anggota Majelis Wali Amanah (MWA) perlu menjembatani untuk mencari solusi atas konflik yang sangat tidak menguntungkan kepentingan SBM. Bagaimana dengan nasib para mahasiswa yang sedang mengikuti proses pendidikan, apabila konflik ini berkepanjangan?" tuturnya.
Konflik yang terjadi antara Forum Dosen Sekolah Bisnis Manajemen (SBM) ITB dengan Rektor ITB berbuntut panjang. Konflik ini membuat mahasiswa SBM diminta untuk belajar sendiri.
"Forum Dosen SBM ITB menyatakan tidak beroperasi seperti biasanya mulai Selasa, 8 Maret 2022. Proses belajar-mengajar tidak dilaksanakan secara luring maupun daring, namun mahasiswa diminta untuk belajar mandiri," kata Perwakilan Forum Dosen SBM ITB Achmad Ghazali dalam, Rabu (9/3).
Achmad mengungkapkan konflik itu dipicu karena Rektor ITB Reini Wirahadikusumah mencabut hak swakelola SBM ITB tanpa pemberitahuan dan kesepakatan. Menurutnya, kebijakan baru itu sejak dua bulan terakhir Dosen SBM ITB tidak lagi menerima insentif yang biasa mereka dapat. Selain itu, kebijakan Rektor juga dianggap mempersulit program yang ada di SBM.
"Dua bulan ini kami hanya mendapatkan gaji pokok pegawai ITB sesuai pangkat dan golongan, tapi insentif yang selama ini diberikan SBM itu nggak ada," ucapnya.
"Lalu lainnya terkait operasional anggaran di dalam. Di sarjana kewirausahaan itu ada namanya menggunakan mentor dari luar. Konsep ini tidak dikenali ITB sehingga pada saat pengajuan kami terkendala dengan aturan baru ini," ujar Achmad menambahkan.
Simak juga 'Jokowi Puji Program Kampus Merdeka Gagasan Nadiem Makarim':