Masinton Bicara Perlawanan Megawati di Orde Baru: Darah-Ideologi Kita Merah!

Masinton Bicara Perlawanan Megawati di Orde Baru: Darah-Ideologi Kita Merah!

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 10 Mar 2022 00:10 WIB
Masinton Pasaribu
Masinton (Foto: Ari Saputra)
Jakarta -

Politikus PDIP Masinton Pasaribu mengaku terispirasi sosok Presiden ke-5 RI Megawati Soekarno Putri saat melawan rezim orde baru. Masinton menilai Megawati selalu memilih jalan perjuangannya sendiri.

"Kalau tokoh peremuan yang menginspirasi bagi saya Megawati, bukan karena beliau ketum saya. Tapi waktu itu beliau belum jadi ketum saya. Darah kita merah, ideologi kita merah," kata Masinton dalam acara Adu Perspektif Aktivis '98 Bicara Demokrasi Kita yang ditayangkan detikcom secara virtual, Rabu (9/3/2022).

"Kenapa Ibu Megawati satu di antara tokoh peremuan saat itu memilih jalan perjuangan dengan caranya. Bahkan kemudian melawan otoritarian itu dengan caranya pun pada saat itu dorongan massa segala macam itu," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, Megawati saat ini menjabat sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP). PDIP adalah partai yang identik dengan warna merah dan berlambang kepala banteng bermoncong warna putih.

Kembali ke Masinton. Dia mengatakan saat orde baru sampai ada gerakan massa pro Megawati hingga Mega bintang. Gerakan tersebut dipelopori oleh kader PDI dan PPP.

ADVERTISEMENT

"Kalau kita kenal ada massa pro Megawati sampai kemudian ada gerakan Mega bintang yang dipelopori kader parta, baik PDI, PPP, pada saat itu, yang kemudian menjahit ini sebagai sebuah gerakan," ujar aktivis '98 itu.

Masinton menuturkan keretakan orde baru mulai terjadi ketiga gerakan dilakukan oleh mahasiswa kemudian muncul malari. Saat itu, daya kritis mahasiswa mulai dibatasi.

"Nah begitu pun ketika digerakkan mahasiswa. Proses keretakan terhadap orde baru itu dimulai ketika awal-awal orde baru mulai berkuasa, setelah pemilu tahun 1971-1974 muncul Malari. Kemudian daya kritis mahasiswa coba dibatasi, normalisasai kehidupan kampus saat itu semua bisa dikontrol," ucapnya.

Masinton menyampaikan gerakan mahasiswa itu kemudian berkembang menjadi gerakan massa. Dia menilai gerakan massa saat itu yang mampu menumbagkan rezim Soeharto yang otoriter.

"Pada saat itu, Mas Indro Cahyono, Rizal ramli dan kawan-kawan, kemudian tahun 1980-an, kemudian sampai menjadi gerakan massa. Nah pada saat itu dari berbagai elemen oposisi yang sudah disampaikan oleh Bang Usman, saat itu kenapa dia tidak bisa menyatu? Karena memang isunya elitis," papar Masinton.

"Ketika kenaikan minyak goreng ngomong oligarki, kan minyak nyambung sama rakyat. Nah itu yang kemudian gerakan mahasiswa tahun '98 mampu memix-kan itu," imbuhnya.

(dek/zak)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads