Bripka Azhari dan delapan anggota Polri yang menjadi korban terorisme masa lalu mendapat kompensasi dari negara. Bripka Azhari menceritakan pengalaman mengerikan ditembak teroris hingga harus merelakan sepertiga paru-parunya dipotong.
Cerita bermula saat Azhari yang berdinas di Satuan Brimob Polda Aceh ditugaskan mengejar kelompok teroris pada 2010. Terduga teroris diketahui telah berlatih lengkap dengan senjata di Pegunungan Jalin, Aceh Besar.
Dalam pencarian, Azhari dan anggota Brimob lain naik-turun gunung dan keluar-masuk hutan untuk mendapatkan kelompok tersebut. Pada 4 Maret 2010, personel Densus 88 terlibat kontak tembak dengan terduga teroris.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya dan rekan-rekan langsung menuju lokasi kontak tembak untuk membantu penebalan pasukan guna memberantas kelompok teroris yang telah terkepung di dalam hutan rimba di Desa Lamkabeu Aceh Besar," kata Azhari saat memberi testimoni dalam acara penyerahan kompensasi di Kompleks Pendopo Gubernur Aceh, Rabu (9/3/2022).
Ketika melakukan pengepungan di lokasi, kata Azhari, kontak tembak antara pasukan Brimob dan terduga kelompok teroris tak terhindarkan. Kala itu, sebut dia, seorang Brimob yang berada persis di sebelah kanannya tertembak.
Azhari mencoba membantunya. Ketika membalikkan badan, Azhari juga terkena tembakan di bagian punggung kanan.
"Saat itu saya sudah susah bernapas. Alhamdulillah, pelan-pelan saya ditarik ke belakang guna menyelamatkan saya dari tembakan teroris sehingga saya pun berhasil mundur ke belakang sampai di tempat aman," ujar Azhari.
Azhari kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Zainal Abidin Banda Aceh menggunakan ambulans. Setelah beberapa hari mendapat perawatan di sana, Azhari dirujuk ke Rumah Sakit Persahabatan, Rawamangun, Jakarta Timur.
"Di rumah sakit tersebut saya dioperasi pengambilan proyektil yang ada di badan saya dan tindakan pemotongan sepertiga paru-paru sebelah kanan karena terjadinya infeksi," ungkapnya.
Azhari dirawat di RS Persahabatan selama 24 hari. Dia kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati dan menjalani perawatan selama 15 hari.
"Sampai saat ini saya masih terbayang-bayang kejadian yang hampir merenggut nyawa saya itu," terang Azhari.
Pasca kejadian itu, Azhari mencoba menghilangkan trauma dengan berbagai kegiatan, salah satunya berolahraga ringan. Hingga kini Azhari masih berdinas di Satuan Brimob.
"Tapi nggak di pasukan lagi, saya sudah di staf," katanya.
Bripka Azhari dan 8 korban teroris masa lalu kini mendapat kompensasi dari negara. Simak di halaman berikutnya.