Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengakui animo warga untuk disuntik vaksin booster masih rendah jika dibandingkan dengan vaksinasi primer COVID-19. Salah satu penyebabnya adalah banyak warga yang memilih jenis vaksin tertentu.
"Booster kita ini animonya belum setinggi seperti vaksin primer ya, vaksin dosis 1 dan 2," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti saat dimintai konfirmasi, Rabu (9/3/2022).
"Banyak hal ya tentunya. Salah satunya adalah ada warga yang memilih jenis vaksin tertentu," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Widyastuti meminta masyarakat tidak memilih vaksin berdasarkan jenisnya. Prinsipnya, seluruh vaksin yang beredar sudah mengantongi izin dari BPOM sehingga dipastikan aman.
"Kami kan vaksinnya mendapatkan dari Kementerian Kesehatan dan semua vaksin yang beredar sudah sudah direkomendasikan aman. Jadi kita jangan membeda-bedakan jenis vaksin. Apa pun jenis vaksin, selama tidak ada kontradiksi, tentunya aman untuk diberikan," jelasnya.
Dia juga memastikan vaksinasi booster bisa diakses melalui fasilitas kesehatan terdekat di Jakarta.
"Jadi berharap bahwa melalui info media ini, mengajak kembali masyarakat untuk mendapatkan booster yang memang sudah tersedia di tempat-tempat faskes yang disediakan," ucapnya.
Merujuk data dari situs corona.jakarta.go.id, sebanyak 1.508.032 orang di Jakarta telah disuntik booster. Sebanyak 82.753 di antaranya merupakan tenaga kesehatan.
Sedangkan 12.416.768 telah mendapatkan vaksin pertama COVID-19 dan 10.443.986 orang disuntik dosis kedua vaksin COVID-19.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya meminta vaksinasi ketiga atau vaksin penguat (booster) bagi kelompok lansia lebih digencarkan. Terutama di masa PPKM level 2 ini.
"Saya mengimbau kepada semua masyarakat untuk responsif, terutama pada lansia, yang belum booster pada lansia, dorong untuk melakukan vaksinasi booster," kata Anies saat ditemui di Monumen Nasional, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (8/3).
Anies mengungkapkan secara umum mayoritas lansia sudah mendapatkan vaksin COVID-19 suntikan pertama dan kedua. Kendati demikian, dia mewanti-wanti supaya keluarga yang memiliki lansia lebih responsif.
Anies menyadari selama 2 bulan belakangan, terjadi penularan masif COVID-19 varian Omicron di DKI. Meski begitu, Anies menyebut gejalanya relatif terkendali.