.webp)
Meningkatkan kualitas diri dengan terus mengasah kemampuan dan pengetahuan tidak hanya bisa dilakukan oleh kaum laki-laki saja. Namun perempuan turut memiliki hak yang sama untuk terus meningkatkan pengetahuan dan kemampuan diri. Hal itu bertujuan agar perempuan mampu berkiprah dan mengikis sejumlah bias yang sering mengemuka di tengah masyarakat.
"Dalam keseharian kita masih menghadapi penilaian yang bias terhadap kiprah perempuan, sehingga diskriminasi dan stereotip antar gender masih mewarnai keseharian masyarakat," kata Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat dalam keterangannya, Senin (7/3/2022).
Lestari mengatakan perempuan Indonesia harus memiliki semangat kuat untuk menghancurkan bias atau prasangka terhadap perempuan yang masih sering terjadi. Dengan perempuan layak untuk memiliki kesetaraan dengan laki-laki sehingga kehidupan bisa menjadi lebih beragam, adil, inklusif, dan bebas dari bias, stereotip, dan diskriminasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Panggilan sejumlah Undang-Undang seperti UU No. 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum, UU No. 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik dan UU No. 10 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR dan DPRD, yang mengharuskan partai politik menyertakan keterwakilan perempuan minimal 30% dalam pencalonan anggota legislatif dan pendirian maupun dalam kepengurusan di tingkat pusat. Harus disambut para perempuan Indonesia lewat upaya peningkatan kapasitas di berbagai bidang," kata Lestari.
Keikutsertaan wanita dalam proses pengambilan keputusan dalam kehidupan bernegara akan memperkuat dorongan agar masyarakat Indonesia mampu mengikis habis bias yang dihadapi kaum perempuan.
Ia berharap agar masyarakat turut mendukung upaya perempuan untuk mencapai kesetaraan sehingga dapat mencegah terjadinya kekerasan.
"Sangat berharap dukungan penuh masyarakat terhadap sejumlah upaya perempuan Indonesia dalam memperjuangkan kesetaraan hingga pencegahan kekerasan, dapat terus ditingkatkan," tutupnya.
(fhs/ega)
