Puan Cek Harga dan Stok Tempe-Minyak Goreng di Jawa Timur

Puan Cek Harga dan Stok Tempe-Minyak Goreng di Jawa Timur

Jihaan Khoirunnisaa - detikNews
Kamis, 03 Mar 2022 12:20 WIB
Jakarta -

Ketua DPR RI Puan Maharani melakukan rangkaian kunjungan kerja (kunker) di beberapa wilayah di Jawa Timur. Di Surabaya, Puan mengecek harga serta ketersediaan minyak goreng dan tempe yang belakangan langka di pasar.

Inspeksi tersebut diawali dengan mendatangi Pasar Tambahrejo, Surabaya pada Rabu (2/3) pagi. Ia berkeliling pasar dan bertanya seputar harga serta stok kebutuhan pokok kepada pedagang, terutama minyak goreng dan tempe. Selain itu dia juga menampung dan mendengar aspirasi masyarakat terkait kelangkaan sejumlah komoditas di pasar.

"Di pasar rakyat ini sedang banyak keluhan rakyat. Mulai dari minyak goreng langka, tahu tempe mahal, daging sapi mahal. Maka itu saya sebagai Ketua DPR RI turun langsung meninjau dan ingin dengar langsung dari mulut pedagang apa saja masalah yang ditemui," ujar Puan dalam keterangan tertulis, Kamis (3/3/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mantan Menko PMK ini meminta pemerintah mendengar keluhan rakyat. Menurutnya, perlu ada solusi jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang demi mengatasi berbagai persoalan tersebut.

"Berbagai opsi bisa dibahas oleh pemerintah bersama DPR, yang penting harus cepat geraknya. Jangan rakyat terlalu lama menunggu solusi karena dapur harus tetap ngebul," tegasnya.

ADVERTISEMENT

Kepada salah satu pedagang bernama Slamet, Puan bertanya dampak harga kenaikan kedelai terhadap penjualan tempe. Diketahui, sehari-hari Slamet menjajakan tempe dengan membawa motor berkeranjang dan berdagang di area pintu masuk pasar.

"Sepapan tempe biasanya harga Rp 10 ribu, Bu. Sekarang naik jadi Rp 12 ribu. Agak memberatkan masyarakat," kata Slamet.

Puan juga bertanya ke pedagang tempe lainnya, Warinten. Perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI itu juga ikut membantu menjajakan barang dagangan milik Warinten yang sudah berjualan di Pasar Tambahrejo selama 40 tahun.

"Senang Mbak Puan mau mampir ke toko saya dan banyak beli barang. Terima kasih Mbak Puan ikut menjualkan tempe saya saat ada yang mau beli," kata Warinten.

Soal minyak goreng, Warinten menyebut pedagang di pasar sudah mengikuti harga yang ditentukan oleh pemerintah.

"Kalau saya menjual memang ingin harganya jangan mahal-mahal. Jadi pembelinya senang, pedagangnya juga senang," tuturnya.

Diketahui, saat melakukan kunjungan Puan turut didampingi oleh Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijo, dan Wakil Ketua DPD PDIP Jawa Timur Whisnu Sakti Buana. Di samping itu, hadir pula anggota DPR RI, Puti Guntur Soekarno dan Indah Kurnia.

Cek Pasokan Tempe >>>

Dari Pasar Tambahrejo, Puan menuju ke Kampung Tempe Sukomanunggal. Di desa ini terdapat paguyuban yang terdiri dari 12 perajin tempe, 7 perajin 1 tempe gembos, dan 1 pengrajin tahu.

Puan berjalan kaki sekitar 100 meter di lorong pemukiman warga untuk mengecek produksi di Kampung Sukomanunggal yang memasok tempe untuk wilayah kota Surabaya dan sekitarnya. Ia juga berdialog dengan para pengrajin yang mengeluhkan kenaikan harga kedelai, sehingga berdampak terhadap produksi tempe dan tahu.

"Kedelai naik dari harga Rp 8.000 menjadi Rp 11.500/Kg. Lumayan berat, Bu," kata salah satu pengrajin tempe di Kampung Sukomanunggal.

Untuk menyiasati harga bahan baku yang melonjak, perajin mengecilkan ukuran tempe dan tahu. Sebab jika harga jual dinaikkan, khawatir berdampak pada pembelian masyarakat.

Kepada perajin, Puan mengatakan kelangkaan kedelai sudah diprediksi dari tengah tahun 2020 akibat perang dagang Amerika Serikat dan Tiongkok. Menurutnya, ada berbagai antisipasi yang bisa dilakukan sejak awal.

"Indonesia dapat berkomunikasi dengan beberapa negara penghasil kedelai selain AS. Contohnya Brazil atau Argentina," jelas Puan.

Untuk itu, dia mendorong gotong royong dan koordinasi antara Kementerian Perdagangan (Kemendag) dengan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam rangka menyesuaikan pasokan dan off taker kedelai lokal. Dijelaskan Puan, sejak tahun 2020 pemerintah seharusnya bisa melakukan riset serius guna memaksimalkan komoditas nonkedelai untuk diolah menjadi tempe.

"Misalnya koro pedang, koro benguk, kacang tanah, kacang hijau, lamtoro, bahkan daun singkong. Keberhasilan penelitian seperti itu bisa untuk parsial substitusi," jelas cucu Proklamator Bung Karno tersebut.

"Kita minta agar sebelum Ramadhan masalah kedelai ini harus sudah bisa diselesaikan," lanjut Puan.

Datangi Pabrik Minyak Goreng >>>

Setelah mengecek pasokan tempe, Puan kemudian mendatangi Pabrik Wilmar Nabati Indonesia di Gresik, Jawa Timur. Di PT Wilmar, ia melihat proses produksi hingga pengepakan minyak goreng.

Diketahui, PT Wilmar Nabati Indonesia memasok maksimal 30 persen market minyak konsumsi di Indonesia. Produk dari PT Wilmar antara lain minyak goreng Fortune, Sania, dan Sovia.

Unit Business Head PT Wilmar Nabati Indonesia, Ridwan Brandes menjelaskan pihaknya telah menyiapkan pasokan yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Akan tetapi, kelangkaan di pasar karena masyarakat banyak memborong minyak goreng sejak kebijakan pemerintah menurunkan harga eceran tertinggi (HET) menjadi Rp 14 ribu/liter.

"Masyarakat berpikir mumpung murah makanya diborong. Maka demand meninggi dan hilang di pasaran," jelas Ridwan.

Soal ini, Puan menegaskan akan mendorong pemerintah untuk menelusuri dan menyelesaikan persoalan kelangkaan minyak goreng.

"Katanya ada panic buying, apakah karena itu? Sebab hanya saat-saat tertentu saja ada panic buying. Pemerintah harus meyakinkan masyarakat bahwa supply dan demand bisa dijaga sehingga nggak ada panic buying," kata Puan.

Dia pun berharap agar dalam waktu dekat masyarakat bisa memperoleh minyak goreng dengan harga normal. Kepada Pemerintah, Puan juga meminta untuk menggelar operasi pasar.

"Saya minta antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah berkoordinasi untuk menggelar operasi pasar. Antara Pemda dan Pemerintah pusat harus sinergi untuk mengatasi masalah minyak goreng ini," terangnya.

Puan juga mengimbau masyarakat agar tidak perlu panic buying. Dia pun mendorong agar aparat bisa menindak tegas pihak-pihak tak bertanggung jawab yang melakukan penimbunan minyak goreng.

"Masyarakat tidak perlu panic buying, karena produksi minyak goreng dari produsen normal, artinya stok sebenarnya aman. Dan percaya pada program penurunan harga minyak goreng dilakukan Pemerintah untuk jangka panjang," tukasnya.

Halaman 2 dari 3
(prf/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads