Siang itu, sehabis pulang sekolah, Yati, Novri, dan belasan anak lainnya langsung bersiap-siap menuju sumber mata air. Dengan menenteng jeriken, anak-anak yang masih berseragam ini cemas karena sumur di daerah mereka tak lagi mempunyai air.
Oleh sebab itu, orang tua mereka menyuruh anak-anaknya mengambil air di lolok (saluran air), yang letaknya sekitar 4 km dari sekolah mereka. Dengan riang, anak-anak ini menuju ke sumber air tersebut, yang menjadi satu-satunya harapan ketika semua sumur dan penampungan sudah tak memiliki air lagi.
Tak ada lelah dan hanya beralaskan sendal jepit, anak-anak kelas VI SDN 2 Lelogama, Amfoang Selatan, NTT, ini semangat mengambil air. Sampai di sana tangan-tangan kecil mereka menciduk air dengan jeriken dengan saksama agar jeriken penuh air sempurna. Sesekali mereka bercanda hingga menambah keceriaan momen mengambil air ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tina, relawan Pijar dari CTARSA Foundation, terkadang menemani anak-anak ini. Relawan yang ditugaskan menjadi pendidik sejak 3 bulan lalu tersebut mengatakan kondisi ini kerap terjadi selama musim panas mulai dari Maret hingga Oktober.
"Air bersih ini mereka penuhi untuk minum dan kebutuhan sehari-hari. Karena air begitu terbatas, terkadang mereka tidak memakai air untuk mandi sampai tidak mandi 3 hari karena mau menghemat air," jelas wanita bernama lengkap Siti Nur Atina ini kepada berbuatbaik.id CTARSA Foundation.
Karena jarang membersihkan diri, anak-anak Lelogama pun sering terkena penyakit kulit. Mereka juga tak jarang menderita penyakit lainnya, seperti diare, karena air tersebut kerap diminum langsung oleh anak-anak.
Sebenarnya masyarakat tidak mau berdiam diri, berkali-kali mereka mengusahakan untuk mengebor tanah, namun tak jua menemukan sumber air. Padahal sudah dibor berpuluh-puluh meter. Diindikasi tanah berbatu yang menjadi penyebab sulitnya daerah ini mendapatkan air bersih.
Terbaru, masyarakat di desa ini pun berinisiatif menggali sumber mata air dari desa lain yang dialirkan untuk desa mereka. Namun lagi-lagi masyarakat dihadapkan pada dana yang tidak sedikit untuk mendapatkan air bersih.
Yati, Novri, dan anak-anak lainnya pun mungkin harus kembali berjalan 4 kilometer untuk mendapatkan air bersih. "Kakak, bantu kami lewat berbuatbaik.id. Kami tunggu donasi Kakak di sini," kata Novri dengan sinar mata yang penuh harap.
![]() |
Sahabat baik, kamu bisa memberikan sumber mata air yang begitu masyarakat Lelogama idamkan agar Yati, Novri, dan lainnya tidak lagi bersusah-susah mencari mata air yang begitu jauh.
Kamu bisa memulai langkah baikmu dengan donasi sekarang juga lewat berbuatbaik.id CTARSA Foundation. Caranya yaitu dengan klik LINK BERIKUT INI.
Kabar baiknya, semua donasi yang diberikan seluruhnya akan sampai ke penerima100% tanpa ada potongan.
Kamu yang telah berdonasi akan mendapatkan notifikasi dari tim kami. Selain itu, bisa memantau informasi seputar kampanye sosial yang diikuti, berikut update terkininya.
Jika berminat lebih dalam berkontribusi di kampanye sosial, #sahabatbaik bisa mendaftar menjadi relawan. Kamu pun bisa mengikutsertakan komunitas dalam kampanye ini.
Yuk jadi #sahabatbaik dengan #berbuatbaik mulai hari ini, mulai sekarang!
(imk/imk)Lihat postingan ini di Instagram