Tagih Utang Pabrik, Petani di Asahan Blokir Akses Masuk Truk Sawit

Perdana Ramadhan - detikNews
Selasa, 01 Mar 2022 14:11 WIB
Belasan petani memblokir akses masuk truk sawit pabrik di Asahan. (Perdana Ramadhan/detikcom)
Asahan -

Belasan petani di Asahan, Sumatera Utara (Sumut), berunjuk rasa di depan perusahaan pabrik kelapa sawit PT Prima Palm Latex Industri di Desa Huta Padang, Kecamatan Bandar Pasir Mandoge, Selasa (1/3/2022).

Dalam aksinya, mereka meminta perusahaan membayar sisa kekurangan bayar atas pembelian tandan buah segar (TBS) kelapa sawit yang tak dibayarkan pada 2019 oleh pabrik.

Aksi yang dilakukan persis di depan pintu masuk pabrik itu mengakibatkan antrean panjang truk pengangkut, yang terpaksa parkir di luar karena dicegat petani. Akibatnya, aktivitas perusahaan terganggu.

"Kami akan tetap bertahan di sini sampai perusahaan membayarkan sisa kekurangan uang kami. Kalau dibayar, baru kami pulang," kata Ramlan Sinurat, salah seorang petani, dalam aksinya.

Ramlan menceritakan perjuangannya selama lebih dari dua tahun mendapatkan uang dari hasil penjualan kelapa sawitnya bermula saat ia ditipu oleh salah seorang oknum karyawan pabrik yang belakangan malah menggelapkan uang yang seharusnya ia terima.

Kasus ini kemudian bergulir hingga ke meja hukum persidangan. Oknum karyawan pabrik itu ditetapkan bersalah karena terbukti menggelapkan uang hasil penjualan dan telah mendapat hukuman bui.

"Tapi, setelah persoalan hukum itu selesai, perusahaan tak mau tahu dengan kerugian kami," kata dia.

Upaya mendapatkan haknya ini, lanjut Ramlan, bukan pertama kali dilakukannya. Beberapa kali kesempatan sempat dimediasi dan pertemuan dengan pihak perusahaan tak membuahkan hasil. Uang hasil penjualan TBS miliknya senilai Rp 165 juta tak kunjung dikembalikan.

"Sudah capek saya dijanjikan, ketemu sama pihak perusahaan hasilnya tidak ada sama sekali. Dibayar uang saya itu, baru kami pergi dari sini," ujarnya.

Aksinya dengan mencegat di pintu pabrik turut disaksikan Camat Bandar Pasir Mandoge, Muliadong, yang ikut melakukan monitoring aksi petani ini. Ia juga turut membujuk pendemo agar mau berdialog dengan pihak perusahaan, namun ditolak.

"Ayo, Pak, masuk ke dalam, kita bicarakan," kata camat.

Sayangnya, tak ada satu pun pihak perusahaan yang bersedia memberikan keterangan terkait aksi para petani ini. Hingga saat ini para petani berkeras menunggu uang mereka dibayarkan perusahaan dengan menduduki pintu pagar pabrik.

Lihat juga video 'Harga Wortel Hasil Panen Anjlok, Petani Selo: Keadaan Sangat Mengerikan!':






(mud/mud)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork