Perempuan inisial RG (53), tersangka kasus pembunuhan perempuan inisial HS (53) disebut memiliki masalah kejiwaan. RG disebut-sebut sering berhalusinasi hingga pernah berniat bunuh diri.
"Si pelaku ini sejak 10 tahun lalu, tahun 2010 (memiliki penyakit) yaitu tiroid atau getah bening. Akibat tiroid mempengaruhi pikiran tidak konsentrasi, pikiran melayang layang, sering berhalusinasi," ujar pengacara pelaku Henri Lumban kepada wartawan seusai rekonstruksi di rumah tersangka di Jatibening, Bekasi, Jumat (25/2/2022).
Henri mengungkapkan bahwa pelaku bolak balik berobat sejak memiliki gejala. Akibat depresi, Hendri menyebutkan kliennya sudah lima kali mencoba bunuh diri.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terus dia mengalami depresi, dan bahkan pelaku ini sudah pernah mau bunuh diri, mau lompat dari atas, kurang lebih sudah empat atau lima kali percobaan bunuh diri," ucapnya.
Atas kejadian percobaan bunuh diri tersebut, pelaku akhirnya selalu diawasi oleh kakaknya yang juga seorang dokter. Saat kejadian pembunuhan tersebut kaka pelaku tidak berada di rumah.
"Ini (kejadian pembunuhan) kecolongan sebenarnya, biasanya selalu dijaga. Jadi kita ini tidak ada niat untuk mencelakakan orang," imbuhnya.
Simak selengkapnya awal mula pembunuhan di halaman berikutnya.
Saksikan juga 'Tangan Diborgol, Pembunuh Koki Muda di Ulujami Jalani Rekonstruksi':
Awal Mula Pembunuhan
Korban dan tersangka disebutkan berteman sejak kecil. Pembunuhan bermula ketika korban minta dikerok kepada tersangka di rumah tersebut.
"(Saat itu) korban merasa kurang enak badan, minta tolong untuk dikerok karena masuk angin," kata Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Hengki kepada wartawan, Rabu (13/1).
Pelaku mengaku mendengar 'bisikan'. Pelaku kemudian mengambil pisau dapur.
Seketika pelaku menggorok leher korban. Korban tak berdaya hingga kehabisan darah. Nyawa korban tak tertolong.
"Terjadi bisikan yang bersangkutan, terjadilah penggorokan dengan menggunakan pisau dapur, korban meninggal dunia," imbuh Hengki.