Pesan 'Dubur Ayam' Budayawan Zawawi Imron untuk Elite Gerindra

Pesan 'Dubur Ayam' Budayawan Zawawi Imron untuk Elite Gerindra

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 25 Feb 2022 18:46 WIB
Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengunjungi kediaman penyair kondang sekaligus budayawan, KH Zawawi Imron, di Batang-batang, Sumenep, Madura.
Sekjen Gerindra Ahmad Muzani bertemu KH Zawawi Imron (Foto: dok. Gerindra)
Madura -

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengunjungi kediaman penyair kondang sekaligus budayawan KH Zawawi Imron di Batang-batang, Sumenep, Madura. Apa tujuan Muzani?

"Kami bahagia sekali bisa bersilaturahmi dengan KH Zawawi Imron, yang merupakan penyair kondang, sekaligus budayawan yang karya-karyanya sangat luar biasa digemari banyak orang. Lebih dari itu sebenarnya, Pak Kiai, selain silaturahmi, kami datang untuk menunjukkan bahwa seni itu adalah alat pemersatu bangsa," kata Muzani dalam keterangan tertulis kepada wartawan, Jumat (25/2/2022).

Menurut Muzani, kunjungan kepada budayawan sepatutnya dilakukan oleh sebuah partai politik. Menurut Muzani, rakyat selalu memberikan perhatian lebih kepada sosok ulama, apalagi ulama tersebut memiliki keahlian dalam bidang kesenian dan budaya seperti KH Zawawi Imron.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Oleh sebab itu, penting bagi kami Partai Gerindra datang ke sini agar orang-orang politik itu ikut peduli serta melestarikan berbagai kesenian yang ada di Indonesia. Apalagi karya-karya Kiai yang banyak dikagumi masyarakat. Karena itu kami serukan agar orang-orang politik itu untuk bersilaturahmi dengan budayawan, supaya bisa mempertajam rasa, pikiran, dan rasionalitasnya dalam rangka menangkap aspirasi rakyat. Inilah cara kami untuk bisa melakukan itu dengan silaturahmi kepada Pak Kiai sebagai seniman dan budayawan," ujar Muzani yang juga Wakil Ketua MPR itu.

Muzani melanjutkan, itulah yang selalu diajarkan oleh Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto. Prabowo, kata Muzani, selalu berpesan kepada seluruh kader Gerindra di seluruh Indonesia agar selalu dekat dengan ulama, para kiai, dan seniman budayawan.

ADVERTISEMENT

"Itu selalu kami lakukan karena itu merupakan pesan Pak Prabowo kepada kita semua untuk selalu selalu dekat dengan rakyat. Caranya adalah dengan silaturahmi kepada para kiai, ulama-ulama, karena mereka adalah mata hati rakyat. Termasuk dengan para seniman dan budayawan yang karyanya selalu digemari rakyat karena hiburannya yang dapat memberikan kecerahan dan kebahagiaan di setiap wajah rakyat," jelas Muzani.

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengunjungi kediaman penyair kondang sekaligus budayawan, KH Zawawi Imron, di Batang-batang, Sumenep, Madura.Acara Sekjen Gerindra di Pamekasan. (Foto: dok. Gerindra)

Sementara itu, KH Zawawi Imron memberikan pesan-pesan kepada Muzani beserta jajaran Gerindra yang hadir di lokasi.

"Kepada pejuang Partai Gerindra, saya akan sampaikan puisi: Dubur ayam yang mengeluarkan telur, lebih mulia dari mulut intelektual yang hanya menjanjikan telur."

"Saya juga sampaikan puisi karya Imam Syafii: Dengan rivalitas dan semangat tanpa henti, pintu ilmu dan pintu sukses yang terkunci rapat akan mudah terbuka dan tercapai."

Selain berkunjung ke kediaman KH Zawawi Imron, Muzani menghadiri peresmian Rumah Kesenian Kris yang berada di Pamekasan yang digagas oleh Arief Wibisono selaku Founder Rumah Budaya dan Syafi'ih Kamil, CEO Java Foundation Amsterdam.

Di situ Muzani berbicara mengenai sosok Umi Kalsum, yang merupakan penyair terkenal di era 1960-an yang terkenal dan menjadi simbol pemersatu negara-negara di Jazirah Arab, yang ketika itu negara-negara Arab bersatu melawan aneksasi Israel terhadap Palestina.

"Di negara-negara Arab, seperti Arab Saudi, Mesir, Suriah, mereka dipersatukan oleh Umi Kalsum, seorang penyanyi kasidah. Umi Kalsum adalah seorang seniman, penyair, dan penyanyi terkenal. Dia menyanyikan karya ciptanya di seluruh Jazirah Arab. Semua dipersatukan oleh Umi Kalsum," jelas Muzani.

"Ketika itu negara-negara Arab, bersatu melawan perlawanan aneksasi Israel terhadap Palestina. Pemimpin negara-negara Arab seperti Raja Faisal di Arab Saudi, Gamal Abdul Nasir di Mesir, Hafidz Acer di Suriah, mereka bersatu melawan Israel, tapi cara pandang mereka untuk melakukan perlawanan terhadap Israel itu berbeda-beda. Ketika mereka berbeda pandangan dan berbeda pendapat, mereka dipersatukan oleh Umi Kalsum. Itulah hebatnya seni. Dengan seni, semua perbedaan pandangan dan pilihan politik bisa menjadi satu keputusan bersama," tutup Muzani.

(tor/fjp)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads