Ketum PKB Abdul Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengusulkan jadwal Pemilu 2024 ditunda 1-2 tahun. Usul Cak Imin itu dinilai untuk mengulur waktu demi menaikkan elektabilitas ketum parpol.
"Argumen Cak Imin yang mengusulkan pengunduran Pemilu 2024 itu sangat klise dan sarat kalkulasi kepentingan politik," kata Direktur Eksekutif IndoStrategic Ahmad Khoirul Umam kepada wartawan, Kamis (24/2/2022).
Umam mengungkit pelaksanaan Pilkada 2020 yang tetap digelar di tengah pandemi. Padahal, menurut dia, situasi saat itu masih di tengah ketidakpastian dan ketiadaan vaksin.
"Jika argumen pemulihan ekonomi konsisten dilakukan, kenapa pemerintah memaksakan pelaksanaan Pilkada 2020 lalu di tengah ketidakpastian pandemi dan ketiadaan vaksin pada saat itu?" ujarnya.
Umam menganalisis alasan Cak Imin mengusulkan gelaran pemilu ada sejumlah faktor. Menurutnya, saat ini pendanaan politik dari swasta masih terkena imbas pandemi sehingga pemilu perlu diundur agar dana politik dari pelaku usaha bisa lebih terkonsolidasi.
"Terbatasnya pendanaan politik dari sektor swasta yang saat ini masih terdampak pandemi. Karena political funds dari sektor privat seret, maka satu-satunya opsi pengumpulan dana politik oleh partai-partai di lingkaran pemerintah adalah lewat public funds, salah satunya dari APBN," kata Umam.
Baca juga: Sikap PDIP: Tak Ada Ruang Penundaan Pemilu! |
"Usulan Cak Imin untuk mengulur jadwal pemilu ini tampaknya karena ia berharap bantuan dana politik dari sektor private atau pelaku usaha bisa lebih terkonsolidasi, seiring dengan membaiknya situasi pandemi dan pemulihan ekonomi," imbuh dia.
Di samping itu, ujarnya, usulan Cak Imin dilatarbelakangi oleh tingkat elektabilitasnya yang masih relatif rendah di hasil survei. Menurutnya, Cak Imin sedang mengulur waktu sembari meningkatkan elektabilitasnya tersebut sebelum pemilu digelar.
"Usulan Cak Imin ini adalah buying time strategy atau strategi mengulur waktu. Tokoh parpol yang punya elektabilitas memadai hanya Prabowo Subianto dan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Selebihnya, Airlangga, Cak Imin, dan pimpinan Parpol lainnya masih berada di posisi 1 koma," katanya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
(fca/rfs)