Kondisi kesehatan ayah Dedi Mulyadi yang juga seorang pejuang kemerdekaan, Sahlin Ahmad Suryana tengah kritis. Saat ini ayahnya yang telah memasuki usia 92 tahun itu dirawat di ICU RS Siloam Purwakarta.
Sebelumnya ayah dari Wakil Ketua Komisi IV DPR RI ini sempat dibawa ke RSPAD Jakarta untuk menjalani operasi DSA namun urung dilakukan karena faktor usia.
"Bapak saya sempat dirawat di RSPAD tapi kondisinya sudah sangat berat gak mungkin lagi operasi DSA karena usia sudah tua, badannya sudah sangat rapuh akhirnya dibawa ke RS Siloam. Sudah dua minggu di ICU," ujar Dedi dalam keterangan tertulis, Selasa (22/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat dijenguk, kondisi kesehatan ayah Dedi sudah semakin menurun. Sejumlah alat bantu pun telah dipasang pada tubuhnya.
"Kondisinya sudah sangat berat, detak jantung semakin menurun, kesehatan semakin menurun. Walaupun sudah sangat berat, semoga tetap dipanjangkan umurnya. Kita kan tetap wajib berusaha apalagi pada bapak sendiri. Semoga ada keajaiban," ucapnya.
Menurut dokter jaga ICU, kondisi ayah Dedi sejak kemarin mengalami penurunan kesadaran. Saat ini pihak rumah sakit sudah memasang sejumlah alat bantu pernafasan dan tindakan lain.
Meski demikian Dedi bersyukur atas anugerah tuhan terhadap usia panjang ayahnya. Sebab saat ini di kampung halaman sudah tidak ada lagi teman seangkatan ayahnya yang masih hidup.
"Di kampung sudah tidak ada lagi teman seusianya. Selama hidup bapak saya ini kadar garamnya rendah karena diatur ibu saya, kedua tidak makan terasi, ketiga tidak minum kopi, keempat tidak pernah merokok dan kelima tidak pernah makan di luar rumah kecuali makanan dapur," ujar Dedi.
Dedi Mulyadi berharap ada keajaiban untuk kesembuhan ayahnya. Ia pun memohon doa pada masyarakat.
"Ini karena faktor usia, ya. Mudah-mudahan ada keajaiban. Mohon doanya semoga ada keajaiban," ujarnya.
Sekedar diketahui, ayah Dedi merupakan salah satu pejuang di era kolonial. Ayah Dedi Mulyadi merupakan pensiunan prajurit kader yang berhenti bertugas pada umur 28 tahun karena sakit akibat diracun racun oleh mata-mata tentara kolonial.
(akd/ega)