Kritik Keras untuk Pentas Wayang di Ponpes Gus Miftah

Kritik Keras untuk Pentas Wayang di Ponpes Gus Miftah

Tim detikcom - detikNews
Selasa, 22 Feb 2022 07:39 WIB
Pertunjukan wayang di ponpes milik Gus Miftah yang viral.
Foto: Tangkapan layar video viral.
Jakarta -

Pergelaran wayang dengan salah satu tokohnya menggunakan peci dan berjenggot yang dikaitkan dengan Ustaz Khalid Basalamah, dihajar beramai-ramai dalam adegan perang melawan tokoh wayang lainnya. Pentas wayang yang disebut berlangsung di pondok pesantren Gus Miftah tersebut pun berujung kritik keras dari berbagai kalangan.

Pergelaran wayang tersebut awalnya viral lewat potongan video berdurasi 1,15 detik. Dalam video tersebut nampak sebuah wayang berpeci yang dihajar oleh wayang Baladewa yang sedang marah.

Dalam marahnya tokoh Baladewa terus menyampaikan kegeramannya pada orang yang asal omong soal keberadaan wayang. Tak berhenti sampai di situ, pada akhir potongan video itu, terdengar dalang juga berdiri lalu membanting-banting wayang tersebut sambil mengucap kata kasar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalang wayang tersebut Warseno Slenk pun buka suara. Ketika dikonfirmasi detikJateng Warseno menyebut pergelaran wayang bertajuk 'Begawan Lomana Mertobat' itu digelar pada Jumat (18/2) malam yang lalu.

Dia memastikan pentas wayang tersebut memang berlangsug di pondok pesantren milik Gus Miftah. "Iya benar, di tempat Gus Miftah," kata Warseno, Senin (21/2/2022).

ADVERTISEMENT

Terkait kemiripan gambar wayang dengan sosok Khalid Basalamah, Warseno menilai setiap penonton berhak menginterpretasikan pertunjukannya.

"Itu kan gambar miring, kalau diinterpretasikan mirip siapa ya hak masing-masing. Lagi pula itu hanya gambar, bisa mirip siapa saja," katanya.

Gus Miftah Ungkap Wayang Domain Dalang

Gus Miftah juga membenarkan pentas wayang itu digelar di pesantrennya. Namun dia tidak tahu menahu soal atraksi pertunjukan lantaran itu domain dari sang dalang.

Ia memastikan tidak melakukan intervensi apapun terkait dengan lakon, konten dan atraksi selama pertunjukan wayang apa pun.

"Soal konten, atau lakon, atau atraksi di dalam pertunjukan wayang, itu merupakan domain dan wilayahnya dalang itu sendiri. Jadi isinya tentang apa, itu kita hanya dikasih lakonnya saja," ucap Gus Miftah hari ini.

"Tetapi pertunjukannya seperti apa itu ya urusan dalang bukan urusan saya dan saya tidak bisa intervensi itu. Itu sudah merupakan kebiasaan, bahwa atraksi panggung atau atraksi dalam pertunjukan wayang itu urusan dalang," sambungnya.

Simak kritik keras soal pentas wayang tersebut di halaman berikutnya.

Lihat juga Video: Kata Haikal Hassan soal Khalid Basalamah Dipolisikan

[Gambas:Video 20detik]




Fadli Zon Kritik Keras

Kritik keras salah satunya datang dari anggota DPR RI Fadli Zon. Dia menyebut harusnya kebudayaan seperti wayang tidak digunakan untuk memupuk dendam dan memecah belah.

"Apa kita harus tertawa puas melihat adegan ini?" kata Fadli Zon lewat akun Twitternya @fadlizon, Senin (21/2/2022).

Tak cuma itu, Wakil Ketua Umum Gerindra ini menyayangkan konten pagelaran wayang tersebut. Menurutnya, seharusnya, gelaran kebudayaan menunjukkan budaya yang merangkul dan menyatukan.

"Harusnya tunjukkan bahwa budaya itu merangkul, menyatukan, menyelaraskan, bukan memupuk dendam dan memecah belah," katanya.

Ormas Islam Bereaksi

Ormas Islam Dewan Syariah Kota Solo (DSKS) juga turut bereaksi terhadap pentas kebudayaan di pondok pesantren Gus Miftah. Tindakan dalam pentas wayang di Ponpes Ora Aji milik Gus Miftah tersebut disayangkan karena tidak mempertontonkan teladan bagi masyarakat.

Humas DSKS, Endro Sudarsono, mengatakan tidak semestinya muncul kata-kata kasar dalam tontonan untuk masyarakat. Dia juga menyoroti adegan kekerasan kepada wayang mirip Ustaz Khalid Basalamah itu.

"Kami menyayangkan video dengan kata-kata kotor dengan wayang yang mirip dengan Ustaz Basalamah. Wayang yang seharusnya menyampaikan pelajaran teladan kepada masyarakat, tetapi justru semacam ada tontonan kekerasan yang itu dilatarbelakangi kontroversi dari Ustaz Basalamah," kata Endro saat dihubungi detikJateng.

Dia menyebut jika ada pihak yang tidak sepakat dengan kalimat Ustaz Khalid Basalamah harusnya bisa menyampaikan dengan cara baik. Dia sendiri tidak mempermasalahkan keberadaan wayang selama memiliki fungsi konstruktif.

"Seharusnya keberatan disampaikan dengan cara yang baik, tidak terus kemudian dibarengi dengan sebuah kesenian yang itu sama sekali menjadi hal yang tidak terpuji. Kita berharap kesenian yang baik-baik saja, sebagaimana yang menjadi sebuah pelajaran kepada masyarakat atau kritik pemerintah," kata dia.

Namun Endro menilai pernyataan Ustaz Khalid Basalamah tersebut juga berdasar. Dia menjelaskan yang dimaksud 'wayang haram' itu disebabkan karena kegiatan lain yang lekat dengan pentas pewayangan.

"Yang disampaikan oleh Ustaz Basalamah itu sebetulnya ada latar belakangnya. Hiburan wayang itu menjadi ditambahi maksiat kemudian menjadi haram. Itu bukan karena wayangnya tapi ditambahi jogetannya yang melanggar syariat," ungkapnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads