Bicara Kompetisi Politik Tak Sehat, AHY Ingatkan Jangan Saling Menjatuhkan

Bicara Kompetisi Politik Tak Sehat, AHY Ingatkan Jangan Saling Menjatuhkan

Firda Cynthia Anggrainy - detikNews
Senin, 21 Feb 2022 16:37 WIB
Workstation Ketum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Ketum Partai Demokrat, AHY (Instagram AHY)
Jakarta -

Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY bicara soal potensi peningkatan sumber daya manusia (SDM) unggul di Indonesia pada 2030 dan 2045. AHY menyinggung soal kontestasi di politik yang dia nilai masih ada kompetisi tak sehat.

AHY awalnya menyampaikan pandangannya terkait jumlah populasi Indonesia yang besar. Menurutnya, Indonesia akan memasuki masa puncak bonus demografi pada 2030 dan 2045.

"Saya pikir kita semua sepakat ya, Indonesia punya kekuatan yang besar. Tetapi kita tidak boleh hanya puas dengan jumlah yang besar. Kita diproyeksi akan memasuki masa puncak bonus demografi 2030, 2045, di mana 70 persen berusia produktif," kata AHY dalam acara virtual Sekolah Pascasarjana Universitas Airlangga, Senin (21/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Putra sulung SBY ini mengatakan sumber daya manusia di Indonesia kadangkala justru terlibat dalam kompetisi yang tak sehat dan saling menjatuhkan. Salah satunya dalam dunia politik.

"Yang saya lihat, yang saya amati, kadangkala sering ada kompetisi yang tidak sehat jadinya. Harusnya kita saling mendukung satu sama lain, justru terjebak malah jadi saling menjatuhkan. Kita saling menegasikan, saling meniadakan. Dalam politik, misalnya," kata AHY.

ADVERTISEMENT

AHY mengamini bahwa dunia perpolitikan cukup kompleks tetapi sejatinya harus menjadi wadah untuk mencari sosok yang terbaik. Dia mengajak publik mencari pemimpin yang dinilai paling baik dari segi gagasan, visi dan misi, serta komitmennya demi kemajuan bangsa.

"Politik itu memang kompleks tetapi seyogianya sebagai sebuah ajang kontestasi, mari kita cari pemimpin terbaik, yang gagasannya, yang visi-misi serta komitmennya untuk rakyat itu bisa benar-benar membawa kemajuan dan kesejahteraan," kata dia.

Lebih lanjut, dia menyebut pemimpin yang telah dipilih publik tersebut juga dapat diberi masukan, koreksi, dan kritik. Hal ini, menurut dia, serupa di bidang lain, seperti di dunia bisnis atau di kalangan akademisi.

"Kalau sudah ada yang terpilih, dukung. Tetapi juga diberikan masukan, bahkan koreksi, kritik yang membangun. Jangan berusaha untuk menjatuhkan," ucapnya.

"Di dunia bisnis juga sama, di dunia kampus juga sama," sambung AHY.

Lantas, dia berharap sumber daya unggul di Indonesia terus mampu bersinergi dan berkolaborasi. "Saya berharap tentu kita semua elemen bangsa ini bersinergi dan berkolaborasi karena setiap orang punya kelebihan dan kekurangan. Kita cari persamaan di antara kita, kalau ada perbedaan kita cari titik temunya. Dengan begitulah, saya kira, kita bisa saling melengkapi," pungkasnya.

(fca/rfs)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads