Pihak Munarman menghadirkan saksi meringankan dalam sidang kasus dugaan terorisme, salah satunya rekan seprofesi Munarman bernama Luthfie. Dalam persidangan, Luthfie menjelaskan tentang sosok Munarman.
Munarman, kata Luthfie, adalah sosok pengacara sekaligus aktivis yang pernah aktif di beberapa organisasi masyarakat, yaitu YLBHI. Luthfie menyebut Munarman juga salah satu inisiator KontraS. Dia mengaku kenal dengan Munarman sejak 1999 di Palembang.
Luthfie, yang berprofesi sebagai pengacara atau praktisi hukum, mengatakan Munarman bukan orang radikal. Dia mengatakan Munarman tidak ada sifat antipemerintah seperti didakwakan jaksa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejauh pengalaman yang saya alami, sosok Munarman di lingkungan LBH nggak ada sifat seperti itu (anti-NKRI), nggak ada sifat yang antipemerintah, kekerasan, itu nggak ada," ujar Luthfie di PN Jakarta Timur, Senin (21/2/2022).
Luthfie mengatakan Munarman pernah mendapat Keppres sebagai tim pencari fakta kasus Munir. Tak hanya itu, Munarman juga disebut pernah menjadi tim pengurus rancangan undang-undang (RUU). Selain itu, dia mengaku pernah bersama Munarman menjadi konsultan Kementerian Agama (Kemenag).
"Ya, kami sebagai konsultan Kemenag berikan nasihat terbaik untuk kebijakan di Kemenag. Pertama supaya tak timbul pemborosan atau korupsi. Kedua, supaya penyelenggaraan ONH plus, haji khusus bisa berjalan dengan baik karena acap kali terjadi penyalahgunaan," papar Luthfie.
Munarman Disebut Tak Sejalan dengan ISIS
Dia mengatakan pernah beberapa kali mendengar ceramah Munarman. Namun tidak ada ceramah yang berisi kekerasan.
"Saya kira ceramah-ceramahnya tidak ada yang ke arah kekerasan. Beliau ini orang Palembang, ya maaf, ya biasa lah keras juga. Tapi kalau kekerasan itu hal beda 180 derajat beliau itu nggak suka kekerasan, saya pernah lihat beliau tuh nangis malah," katanya.
Luthfie menilai FPI yang diikuti Munarman bukan ormas yang bergerak untuk ISIS. Menurut Luthfie, FPI dan ISIS berbeda pemahaman.
"Saudara mengetahui nggak FPI ini Pro atau anti ISIS?" tanya pengacara Munarman.
"Jelas tidak pro, jelas anti-ISIS, karena seperti tadi saya katakan jalur yang ditempuh oleh Habib Rizieq dalam konteks syariat itu adalah NKRI," katanya.
Menurutnya, Munarman juga sama dengan FPI, yakni tidak berpihak pada ISIS. Dia menyebut Munarman sejalan dengan NKRI.
"Apakah saudara juga tau bagaimana Munarman ini menyikapi sesuatu tentang ISIS?" tanya pengacara lagi.
"Sejalan yang saya sampaikan dengan yang tadi itu, ISIS tidak dalam kerangka NKRI atau negara-negara yang berbasis kan pada hukum positif, jadi dia tidak sepandangan dengan itu," ucapnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Lihat juga Video: Saksi di Sidang Munarman Tepis Tudingan Maklumat FPI Dukung ISIS
Eks Imam FPI DKI Bersaksi
Selain Luthfie, mantan Imam FPI DKI Jakarta Habib Muchsin Alatas juga bersaksi dalam sidang ini. Dalam kesaksiannya, Muchsin menjelaskan tentang sosok Munarman dan paham FPI.
Habib Muchsin mengaku bingung ketika Munarman didakwa dengan kasus terorisme. Menurutnya, Munarman dan FPI itu tidak sepaham dengan ISIS.
"Menurut saya itu bertolak belakang dengan yang saya tahu," kata Muchsin saat bersaksi.
"Seperti kejadian sekarang saya bingung. Kenapa Munarman dituduh teroris, saya bingung. Sampai sekarang nggak masuk akal, saya justru nggak pernah tahu beliau membicarakan ISIS, makanya saya bingung, heran. Saya katakan beliau ini tidak keras tapi tegas," ucap Muchsin.
Munarman didakwa mendorong orang lain melakukan perbuatan terorisme. Selain itu, jaksa menyebut Munarman telah berbaiat kepada pimpinan ISIS Abu Bakar Al Baghdadi pada 2014.
Ada pula, disebutkan jaksa, Munarman mengikuti berbagai kegiatan yang berisi baiat. Adapun tempatnya adalah Sekretariat Front Pembela Islam (FPI) Kota Makassar-Markas Daerah Laskar Pembela Islam (LPI), Pondok Pesantren Tahfizhul Qur'an Sudiang, Makassar, dan di aula Pusbinsa kampus Universitas Islam Negeri Sumatera Utara. Perbuatan Munarman itu dilakukan dalam kurun 2015.