Enam desa di Kabupaten Lebak, Banten, terdampak bencana alam berupa banjir, longsor, dan tanah amblas. Rumah hingga sawah rusak akibat bencana alam ini.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lebak, Febby Rizky Pratama, mengatakan bencana tersebut terjadi pada Rabu-Kamis (16-17/2). Enam desa itu berasal dari empat kecamatan di Lebak.
"Kecamatan Cibeber tiga desa di antaranya Desa Neglasari, Desa Hergamanan, Desa Cicarucub. Kecamatan Leuwidamar di Desa Kanekes, kemudian Kecamatan Cirinten di Desa Cibarani. Terakhir Kecamatan Bojongmanik di Desa Parakanbesi," ujar Febby kepada wartawan, Jumat (18/2/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kecamatan Cibeber, Kecamatan Leuwidamar, dan Kecamatan Cirinten terjadi banjir dan longsor. Sedangkan Kecamatan Bojongmanik dilanda banjir dan tanah amblas.
Febby mengatakan bencana alam ini disebabkan intensitas curah hujan tinggi, yaitu 100 milimeter (mm) per detik. Jadi air Sungai Cibarani yang bermuara di Sungai Ciujung meluap.
"Banjir di Desa Cibarani bersamaan dengan banjir di Baduy (Desa Kanekes) akibat meluapnya Sungai Cibarani. Aliran airnya bermuara ke Sungai Ciujung. Sungai Ciujung melintasi Desa Parakanbesi," jelasnya.
![]() |
Febby belum dapat menyimpulkan bencana disebabkan adanya kerusakan alam. Sebab, masih dalam pengumpulan informasi bersama dinas terkait.
"Kemungkinan apapun bisa terjadi, daya dukung lingkungan, sampah, pendangkalan sungai. Kami akan beri keterangan setelah mendapat datanya," jelasnya.
Berikut data dampak bencana alam di Lebak:
Kecamatan Cirinten
- satu rumah di Desa Cibarani terdampak banjir.
Kecamatan Leuwidamar
- 4 jembatan bambu, 4 saung Huma, dan 1 pos budaya rusak akibat banjir.
- 3 rumah rusak akibat longsor.
Kecamatan Cibeber
- 60 rumah dan 1 rumah ibadah terendam banjir, serta 6 bangunan terdampak longsor.
Kecamatan Bojongmanik
- 3 blok atau 2 hektare sawah warga dan 80 karung gerabah terendam air, serta jalan desa amblas hingga 2 meter.
"Penanganan yang diberikan, memberi bantuan logistik dan berkoordinasi dengan dinas teknis terutama Dinas Pertanian dan PUPR. Sekarang tim penyuluh sedang di lokasi (memantau)," tambahnya.
BPBD mengimbau warga yang tinggal di wilayah risiko tinggi bencana harus siaga. BMKG juga telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem pada 17-23 Februari.
"Peringatan dini selain hujan ada gelombang tinggi di sekitar perairan Banten mencapai 4-5 meter. Imbauannya, bagi warga agar siaga, menempatkan barang-barang berharga di tempat yang aman. Jika air meluap segera evakuasi," pungkasnya.
Simak juga 'Tak Bisa Sendiri Memitigasi Bencana, BMKG Perlu Kolaborasi Pentaheliks':