Warga dari desa bertetangga di Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, diduga terlibat bentrokan di area hutan perbatasan desa. Polisi mengatakan satu warga tewas tertembak dan satu warga lainnya luka-luka dievakuasi dari hutan.
"Tadi jatuh lagi korban satu meninggal dunia kemudian satu mengalami luka-luka," kata Kabid Humas Polda Maluku Kombes Muhammad Roem Ohoirat kepada wartawan di Maluku, Selasa (15/2/2022).
Sebelumnya, kelompok massa dari Desa Hulaliu dan Desa Aboru di Kecamatan Pulau Haruku, Maluku Tengah, Maluku nyaris bentrok di areal perbatasan desa sekitar 3 minggu lalu. Bentrokan dapat dicegah setelah polisi dan TNI diterjunkan ke lokasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, pada Senin (14/2), seorang warga Hulaliu bernama Yonas Isaak (46) tewas ditembak secara misterius di hutan yang menjadi perbatasan desa Hulaliu dan Aboru. Akibat penembakan ini, kelompok massa dari dua desa kembali berkumpul di area perbatasan desa.
Akibatnya, polisi kembali menerjunkan 2 peleton disusul 1 kompi aparat kepolisian untuk meredam konsentrasi 2 kelompok massa di lokasi. Sejumlah aparat TNI juga diterjunkan.
Namun, pada Selasa (15/2) hari ini, terdengar sejumlah suara tembakan dari dalam hutan. Selanjutnya, dilaporkan seorang warga berinisial YN (50) tewas tertembak dan warga berinisial MT (27) mengalami luka tembak.
"Jadi kalau di sana dibilang penyerangan sementara tidak ada saling menyerang. Yang kita dengar cuma bunyi-bunyi tembakan di hutan tiba-tiba ada korban jatuh," tutur Roem.
Roem mengatakan pihaknya sebenarnya sudah menerjunkan banyak aparat ke lokasi, termasuk di area hutan yang menjadi perbatasan desa. Namun diduga masyarakat dari dua desa lebih hapal dengan medan hutan di lokasi.
"Sebenarnya aparat kami di sana sudah banyak. Tapi kalau masyarakat itu yang lebih tahu, di sana kan masyarakat mau ambil jalan pintas, itulah yang menjadi kesulitan kami," katanya.
Roem tak menampik, konflik dari kedua warga desa bertetangga ini bersifat kompleks. Warga kedua desa juga diduga masuk ke hutan untuk bentrokan setelah personel TNI Polri bersiaga di perbatasan desa.
"Jadi begini ini sebelum sempat ada kesalahpahaman antara Hualiu dengan Aboru, sebelumnya ya. Kemudian saat ini terjadi korban-korban seperti itu," kata Roem.
"Tapi secara terbuka untuk saling (menyerang) di antara berhadap-hadapan ini kami tidak tau karena dia masuk hutan semua. Sementara ini kita sibuk juga untuk melakukan pengamanan dan koordinasi dengan para tokoh di sana," pungkas Roem.
(hmw/mud)