Calon Anggota KPU Dicecar Solusi Banyaknya Kertas Pemilu Makan Korban Jiwa

Calon Anggota KPU Dicecar Solusi Banyaknya Kertas Pemilu Makan Korban Jiwa

Matius Alfons - detikNews
Selasa, 15 Feb 2022 15:15 WIB
Calon anggota KPU M Afifudin
Calon anggota KPU M Afifudin (Foto: dok. Istimewa)
Jakarta -

Mantan komisioner Bawaslu Mochamad Afifudin mengikuti fit and proper test calon anggota KPU. Sejumlah anggota Komisi II DPR menanyai Afifudin terkait kondisi Pemilu 2019 saat menjabat sebagai komisioner Bawaslu.

Salah satunya datang dari anggota Komisi II DPR Fraksi PDIP Komaruddin Watubun. Dia awalnya meminta Afifudin membongkar hal yang tidak sempurna dari KPU selama menjabat sebagai komisioner Bawaslu.

"Pak Afif, kemarin periode lalu di Bawaslu, sekarang berpindah ke KPU. Kira-kira Pak Afif ada melihat sesuatu yang belum beres atau belum sempurna di KPU? Jadi dengan kehadiran Pak Afif bisa sempurnakan. Saya butuh penjelasan yang jujur, ikhlas, dan tulus," kata Komaruddin saat fit and proper test di gedung MPR/DPR, Selasa (15/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Komaruddin lantas mencecar Afifudin terkait Pemilu 2019 yang terlalu banyak formulir. Dia kemudian menyinggung insiden banyaknya anggota penyelenggara Pemilu yang meninggal dunia pada 2019.

"Banyak teman sampaikan, terutama di Indonesia timur, pemilu ini kertas kertasnya terlalu banyak, formulirnya terlalu banyak, salah satu penyebab beberapa penyelenggara di tingkat TPS meninggal karena formulirnya terlalu banyak, isi formulirnya sampai capek sendiri," ucap Komaruddin.

ADVERTISEMENT

"Padahal banyak formulir tidak menjamin pemilu yang lebih baik, justru semakin banyak formulir, memindahkan angka, terus itu juga menyebabkan penyimpangan jalan terus juga. Nah, kira-kira, Pak Afif kalau terpilih, apa solusinya? Jadi pemilu simpel, sederhana, biaya sedikit, hasilnya bagus," lanjut dia.

Senada dengan Komaruddin, anggota Komisi II DPR Fraksi Golkar Teti Rohatiningsih menanyakan hal yang sama. Dia menyinggung Pemilu Serentak 2019 yang memakan banyak korban.

"Gimana ke depan dalam menyikapi tantangan yang kaitannya dengan pemungutan suara serentak dan memastikan bahwa seluruh unsur penyelenggara itu dalam keadaan sehat, fit, bugar, dan mempunyai potensi atau tidak mempunyai potensi kelelahan. Ini yang berakibat fatal. Kita sudah melihat fenomena kemarin 2019," ujar Teti.

Simak jawaban Afifudin di halaman berikutnya.

Afifudin pun menjawab pertanyaan para anggota Komisi II DPR RI. Dia mengakui memang pada Pemilu 2019 terjadi kelelahan berlebih akibat terlalu banyak kertas yang harus diisi di tingkat TPS.

"Kertas-kertas terlalu banyak dalam proses pemilu? Saya setuju dan ini butuh waktu yang sangat melelahkan untuk jajaran kita di bawah," ujarnya.

Afifudin mengatakan persoalan kertas yang terlalu banyak ini juga memang harus diperbaiki dengan inovasi yang mungkin dilakukan. Dia menegaskan memegang prinsip penyelenggaraan pemilu yang efisien dan efektif.

"Saya kira tentu kami harus dengarkan dulu dari teman-teman KPU, karena saya melihat ada sejumlah inovasi, upaya-upaya inovasi yang tadi masih dalam koridor UU atas apa yang bisa diupayakan. Tentu kami akan duduk bersama apa yang sudah diupayakan merumuskan apa yang mungkin kita lakukan ke depan dengan prinsip efisien dan efektif itu jadi tujuan pemilu kita," ungkapnya.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads