Luhut Paparkan Alasan agar Publik Tak Takut Berlebihan soal Omicron

Luhut Paparkan Alasan agar Publik Tak Takut Berlebihan soal Omicron

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Senin, 14 Feb 2022 15:38 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan
Luhut Binsar Pandjaitan (Lucas Aditya/detikcom)
Jakarta -

Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan meminta masyarakat tidak khawatir berlebihan terhadap kasus Corona (COVID-19) yang naik tinggi. Sebab, menurut Luhut, periode saat kenaikan kasus Corona varian Delta lebih parah dampaknya daripada periode Omicron.

Luhut membandingkan kondisi saat ini dengan data ketika varian Delta naik tinggi. Dia mengajak semua agar tidak takut berlebihan.

"Jangan berpikir pemerintah menganggap enteng. Saya hanya membicarakan data yang ada. Jangan membuat kita ketakutan berlebihan. Tetapi tetap kita harus berhati-hati menghadapi perilaku Omicron ini," ujar Luhut dalam konferensi pers virtual di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (14/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

ADVERTISEMENT

Luhut pun menjelaskan bahwa bed occupancy rate (BOR) saat ini belum dalam kapasitas maksimum. Jika diberlakukan kapasitas maksimum seperti saat puncak Delta, BOR akan tampak lebih rendah.

"Hari ini bed occupancy ratio yang dipublikasikan pemerintah sebenarnya belum mencerminkan kapasitas maksimum. Jika pemerintah menggunakan kapasitas maksimum seperti puncak Delta yang lalu maka BOR Anda lihat akan jauh lebih rendah," ungkapnya.

Dia lantas mencontohkannya dengan kondisi data BOR Jawa-Bali hari ini. BOR Jawa-Bali hari ini akan tampak di bawah standar maksimal WHO jika kapasitas tempat tidur dimaksimalkan seperti saat periode Delta.

"Misalnya tempat tidur yang disiapkan di Jawa-Bali hari ini 55 ribu, yang terisi 21 ribu tempat tidur. Sehingga terlihat BOR saat ini di angka 39 persen. Bila menggunakan kapasitas maksimum di 87 ribu tempat tidur seperti saat Delta, BOR di Jawa-Bali akan terlihat akan terisi 25 persen saja. Angka ini masih jauh di bawah standar WHO yang 60 persen," jelasnya.

Selain itu, Luhut membandingkan tingkat kematian. Tingkat kematian pada saat Delta adalah 1.000 kasus kematian sehari ketika kasus Corona sampai 44 ribu. Sedangkan kemarin kematian 111 sehari.

"Satu catatan lainnya ialah terkait tingkat kematian. Pada tingkat kasus yang sama pada 13 Februari yang lalu, sebanyak 44 ribu kasus tingkat kematian pada periode Delta mencapai lebih dari 1.000 kematian sehari. Dibandingkan dengan 111 yang terjadi kemarin," tuturnya.

Berdasarkan data ini, Luhut meminta masyarakat tidak khawatir berlebihan ketika kasus Corona naik tinggi.

"Dengan data tersebut, saya meminta masyarakat tidak perlu khawatir berlebihan ketika kasus naik tinggi," ujar Luhut.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads