Banyak penulis yang bisa menulis novel karena terinspirasi pengalaman sendiri. Tetapi bagaimana jika pengalamannya adalah menjadi pembunuh?
Dilansir dari BBC, seorang penulis asal China dijatuhi hukuman atas empat pembunuhan yang dilakukannya. Dia mengklaim bahwa karya-karyanya terinspirasi oleh apa yang dia lakukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat penulis Cina, Liu Yongbiao, dijatuhi hukuman pada awal 2018 karena telah menganiaya empat orang hingga tewas di sebuah penginapan pada 1995, banyak pembacanya yang tak menyangka.
Dalam kata pengantar untuk novelnya pada 2010 yang berjudul 'The Guilty Secret', Liu mengatakan bahwa dia sudah mengerjakan novel lanjutannya tentang seorang penulis perempuan yang melakukan serangkaian pembunuhan kejam dan bisa lepas dari polisi.
Pada akhirnya, Liu tak pernah menulis buku itu meski dia sudah menemukan judulnya: 'Penulis Cantik yang Membunuh'.
Lihat juga Video: Komplotan Penculik-pembunuh Duta Besar Italia di Kongo Tertangkap!
Terinspirasi Pengalaman Membunuh
Setelah penangkapannya, dia mengatakan pada stasiun berita TV Cina, CCTV, beberapa karyanya memang terinspirasi pikiran-pikirannya akan pembunuhan yang dia lakukan. Salah satu korbannya termasuk cucu si pemilik penginapan yang baru berusia 13 tahun.
Liu Bukan yang Pertama
Sebelum Liu, pada 1991, penulis Belanda Richard Klinkhamer membunuh istrinya dan kemudian menyerahkan naskah macabre pada agennya yang judul terjemahannya menjadi 'Rabu, Hari Mencincang' dan mungkin juga cocok untuk diberi sub-judul: 'Tujuh Cara Membunuh Pasangan Anda'.
Kisah nyata kejahatan lainnya juga banyak yang masuk fiksi, seperti para novelis dengan imajinasi kuat yang kemudian menghidupkan lagi penceritaan yang tak tergarap baik.
Dari mulai 'In Cold Blood', karya 'novel non-fiksi' dari Truman Capote yang sampai sekarang masih terkenal, sampai buku populer 'The Room' karya Emma Donoghue dan 'The Girls' karya Emma Cline.