Koyak Hati Ayahanda ABG Pencari Kucing yang Tewas Dikeroyok

Koyak Hati Ayahanda ABG Pencari Kucing yang Tewas Dikeroyok

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 12 Feb 2022 22:05 WIB
Garis polisi, police line. Rachman Haryanto /ilustrasi/detikfoto
Ilustrasi (Rachman Haryanto/detikcom)
Jakarta -

Duka masih menyelimuti keluarga Abdul Hafiyz. Anaknya yang bulan ini beranjak dewasa harus pergi meninggalkan dia selamanya dengan cara tragis.

LEH (16) tewas dibunuh di daerah Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, pada Sabtu (5/2). Motifnya, korban dikeroyok hingga tewas setelah dituding sebagai maling.

Bak petir di siang bolong, Abdul tidak habis pikir anaknya harus meninggal dengan cara seperti itu. Dia ingat betul momen pertama kali melihat jasad anaknya setelah meninggal dikeroyok.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari jarak sekitar 5 meter, Abdul melihat sebuah kantong jenazah. Di dekat kantong mayat itu, dia melihat motor anaknya tergeletak.

"Lalu saya dituntun. Saya lihat wajah anak saya agak samar karena berlumuran darah. Lalu saya dekatkan lagi muka saya, lalu saya pastikan ini anak saya," katanya saat dihubungi, Jumat (11/2).

ADVERTISEMENT

Korban Meninggal Sepekan Jelang Ultah Ke-17

Abdul bercerita mengenai peristiwa nahas yang menimpa anak pertamanya tersebut. Dia menyebut korban meninggal tepat sepekan jelang ulang tahunnya yang ke-17.

"Ini anak pertama dari empat bersaudara. Dia lahir tanggal 13 Februari 2005, wafat 6 Februari 2022. Jadi persis tujuh hari menjelang ulang tahunnya yang ke-17," ujar ayahanda LEH, Abdul Hafiyz, ketika dihubungi detikcom, Jumat (11/2).

Pada Sabtu (5/2) sekitar pukul 21.30 WIB menjadi terakhir kalinya dia melihat LEH. Abdul saat itu merasa kelelahan sehingga beranjak tidur lebih cepat.

Abdul mengaku tidurnya terasa tidak nyaman malam itu. Dia merasa badannya seperti diguyur air hingga bajunya basah kuyup.

"Jam 22.30 WIB saya terbangun, baju saya basah kuyup. Seprai juga basah seperti diguyur air, ini tidak seperti biasanya. Tapi saya pikir karena masih lemas dan ngantuk berat, saya cuma ganti baju, lalu tidur lagi," kenangnya.

Tidur Abdul terbangun menjelang Subuh. Saat itu Pak RW menghubunginya hendak menanyakan keberadaan LEH.

Abdul yang panik lalu bergegas keluar dari kamarnya menuju kamar LEH. Namun dia tidak melihat anaknya berada di kamar.

Ayah empat anak ini lalu pergi ke gerbang sekuriti kompleks perumahannya. Saat itu dia melihat Pak RW dan warga lainnya hingga anggota kepolisian telah ramai di lokasi.

Abdul sempat diinterogasi oleh polisi di lokasi. Di lokasi itu pun terdapat kantong jenazah. Momen itu yang membuat Abdul sadar anaknya telah meninggal dunia.

Ikhlas, tapi Tuntut Pelaku Dihukum Berat

Abdul telah menerima fakta anaknya tewas dengan cara tragis. Meski begitu, dia berharap para pelaku dihukum berat.

"Harapan kami, pelaku diberi hukuman seberat-beratnya sesuai dengan perbuatan dan pelanggaran yang mereka lakukan dari sisi penganiayaan dengan kekerasan, penyalahgunaan narkoba, dan pelanggaran berat mengakibatkan hilang nyawa seseorang," ujar Abdul ketika dihubungi pada Sabtu (12/2/2022).

Meski merasa berat, Abdul dan keluarga mencoba ikhlas. Tidak pernah terbayang sebelumnya dia harus kehilangan anak selamanya sebelum matahari terbit.

"Insyaallah kami ikhlas walaupun sedih. Sedih bukan berarti kami tidak ikhlas, terkadang terkenang. Manusiawilah menurut saya, orang tua mana yang tidak syok dengan kepergian anaknya. Matahari terbenam masih ketemu dengan anaknya, tapi belum matahari terbit sudah tidak berjumpa lagi," tuturnya.

Puisi Tema 'Salat' Jadi Perpisahan dari Korban

Abdul Hafyiz mengungkap anaknya itu gemar membuat puisi dan pernah menjuarai lomba. "Dari SMP dia ini aktif organisasi dia sekretaris OSIS, jadi tim Tahnir, dia ini kalau lagi ada pentas di sekolah, menjadi pengisi acara untuk drama, puisi dalam bahasa Inggris, masih kelas I SMA juga dia juara pertama pidato bahasa Inggris. Kelas I SMP dia juara speed contest antar-SMP se-Kabupaten Bekasi," tutur Abdul.

Abdul mengatakan LEH mengirimkan puisi untuk tugas sekolah sebelum tewas dikeroyok pada Minggu (6/2). Dia juga mengenang sosok LEH.

"Almarhum ini sosok yang pendiam. Kalau di rumah, pendiam, tidak banyak bicara, tapi tekun mengerjakan tugas-tugas dari sekolah, rajin salat lima waktu. Malah, tanpa kami ketahui, terkadang dia salat malam, informasi dari neneknya," ujar Abdul.

Berikut puisi terakhir LEH:

Sholat Menuju Kebaikan

Aku adalah perintah Tuhanmu, aku telah diwajibkan atasmu
Aku adalah pembeda, antara kau dan musuhmu
Penuhilah panggilanku, niscaya engkau beruntung

Kerjakanlah aku, niscaya engkau bahagia
Jagalah aku, niscaya engkau akan selamat
Dirikanlah aku, niscaya Ia merahmati dan menaungimu

Aku Membawa kebaikan dan ketenangan
Aku adalah jalan menuju surga
Aku adalah kebaikan untukmu

Halaman 2 dari 2
(ygs/isa)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads