Menag Puji PDIP Gelar Harlah NU: Tunjukkan NU-Kaum Nasionalis Satu Kesatuan

Menag Puji PDIP Gelar Harlah NU: Tunjukkan NU-Kaum Nasionalis Satu Kesatuan

Azhar Bagas Ramadhan - detikNews
Sabtu, 12 Feb 2022 16:09 WIB
Jakarta -

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas berbicara di peringatan hari lahir (harlah) Nahdlatul Ulama (NU) yang digelar PDIP. Yaqut mengucapkan terima kasih kepada Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

"Kami juga mengucapkan terima kasih atas prakarsa yang mulia ini kepada Ibu Megawati dan Bapak-Ibu sekalian dan kebetulan di kesempatan ini saya diminta untuk sedikit berbicara tentang NU dan nasionalisme," kata Yaqut dalam siaran langsung di kanal YouTube PDI Perjuangan, Sabtu (12/2/2022).

Yaqut mengatakan tokoh NU dan kaum nasionalis merupakan unsur yang tak bisa dipisahkan dalam membangun Indonesia. Dia menyebut acara yang digelar PDIP ini menunjukkan kepentingan agama dan nasionalis harus diperjuangkan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Singkatnya, hal ini menunjukkan betapa tokoh NU dan kaum nasionalis adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan, yang selalu bahu-membahu membangun negeri yang kita cintai ini sejak dari awal sebelum berdiri negeri atau sebelum merdeka," kata Yaqut.

"Oleh karena itu, perayaan harlah NU ke-96 yang diselenggarakan oleh PDI Perjuangan ini seperti mengingatkan kita semua betapa kepentingan agama dan nasionalisme perlu terus diperjuangkan secara simultan demi menjaga keseimbangan bangsa kita agar tetap terjaga, selalu rukun, dan tentu saja damai," tambahnya.

ADVERTISEMENT

Yaqut mengatakan kaum nahdliyin dan nasionalis memiliki tanggung jawab yang besar di Indonesia. Dia menyebut Indonesia tertata dengan kodrat kemajemukan.

"Dalam forum yang baik ini, saya ingin menegaskan, di antara nahdliyin dan nasionalis ini, terletak tanggung jawab yang luar biasa. Nahdliyin dan nasionalisme adalah background negeri ini, negeri yang tertata kenegaraannya didirikan dengan ciri kodrat majemuk, beragam dan bineka, baik dalam agama, suku, maupun ras dan golongan," ujarnya.

Yaqut menyebut motif nasionalisme bisa terwujudkan berkat NU yang memiliki niat melawan penjajahan yang memecah belah persatuan Indonesia. NU, katanya, berperan dalam penguatan unsur Islam dan nasionalis.

"Motif nasionalisme lahir karena NU memiliki niat untuk menyatukan ulama dan tokoh bangsa dalam melawan segenap bentuk penjajahan, termasuk penjajahan kolonial yang ada di Indonesia pada waktu itu. Integrasi Islam dan nasionalisme bagi NU sebenarnya tidak ada kendala. Hal ini tidak bisa dilepaskan dari wacana keagamaan tokoh-tokoh NU dalam menempatkan Islam dan nasionalisme dalam posisi simbiosis mutualisme saling menguntungkan, saling membutuhkan, saling menguatkan, saling mengisi, begitu kira-kira," katanya.

"Nah, pengukuhan bangsa tersebut bisa dilihat dari beberapa kebijakan politik NU yang dinilai strategis bagi bangsa Indonesia, seperti misalnya resolusi jihad, ini bukti kecintaan NU pada negara ketika tentara sekutu berusaha kembali ingin menduduki Indonesia," sambung Yaqut.

(azh/haf)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads