Disindir PDIP, Anies 2 Kali Pamer Saat COVID Tinggi-tingginya

Disindir PDIP, Anies 2 Kali Pamer Saat COVID Tinggi-tingginya

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 11 Feb 2022 15:50 WIB
Screenshot Video YouTube Anies Baswedan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (Foto: Screenshot Video YouTube Anies Baswedan)
Jakarta -

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memamerkan peringkat kemacetan Jakarta pada 2021 yang turun dibanding pada 2020. PDIP DKI Jakarta menganggap Anies lucu.

Anggota DPRD Fraksi PDIP, Gilbert Simanjuntak, lalu menyindir soal data yang dipamerkan Anies. Gilbert menyinggung momen Anies pernah memamerkan langit biru di Jakarta pada 2020.

Dia heran terhadap Anies dan Pemprov DKI yang memamerkan Jakarta bebas macet dan langit yang berwarna biru. Menurutnya, kondisi itu terjadi karena ada aturan pembatasan kegiatan masyarakat untuk menekan laju penularan COVID-19.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Gubernur ini lucu mirip Srimulat. Sewaktu puncak gelombang 1 juga memamerkan Jakarta bebas macet dan langit biru, padahal itu karena pandemi yang sedang heboh-hebohnya dan masyarakat semua spontan menutup perumahan hingga sekarang belum dibuka," ujar Gilbert, Jumat (11/2/2022).

Gilbert meminta Anies tak perlu kembali pamer soal data turunnya peringkat kemacetan di Jakarta di saat kasus COVID-19 sedang tinggi.

ADVERTISEMENT

Dia mengatakan turunnya kemacetan di Jakarta juga dampak pembatasan kegiatan selama pandemi COVID-19.

"Sekarang pada saat semua takut naik melebihi kasus gelombang kedua, pamer lagi hasil kerja COVID seakan hasil kerja Gubernur," ujarnya.

Anies Pamer Macet Jakarta Turun

Sebelumnya, melalui Instagram Story, Anies mengunggah ulang postingan @dkijakarta yang memuat data peringkat kemacetan Jakarta yang kini di posisi ke-46. Data tersebut berjudul 'Jakarta Makin Tidak Macet'.

Anies mengunggah ulang postingan @dkijakarta yang memuat data peringkat kemacetan Jakarta yang kini di posisi ke-46 (Screenshot IG Story @aniesbaswedan)Anies mengunggah ulang postingan @dkijakarta yang memuat data peringkat kemacetan Jakarta yang kini di posisi ke-46 (Screenshot IG Story @aniesbaswedan)

Dilihat di akun Instagram pribadinya, Jumat (11/2/2022), data tentang kemacetan itu berdasarkan pengukuran yang dilakukan oleh TomTom Traffic Index. Tertulis bahwa saat ini Jakarta berada di peringkat ke-46 dari total 404 kota yang diukur.

Berikut ini data kemacetan Jakarta sejak 2017-2021:

2017: tingkat kemacetan 61 persen, posisi 4 kategori kota termacet di dunia
2018: tingkat kemacetan 53 persen, dan berada posisi 7
2019: tingkat kemacetan 53 persen, dan berada di posisi 10
2020: tingkat kemacetan 36 persen, dan berada di posisi ke 31
2021: tingkat kemacetan 34 persen, dan berada di posisi ke 46.

Benarkah Anies pamer saat gelombang 1 COVID-19 seperti yang dikatakan Gilbert? Simak di halaman selanjutnya.

Simak juga 'PAN soal Pilpres: Banyak Orang Hebat, Ada Anies, RK, Ganjar':

[Gambas:Video 20detik]



Anies Pamer Langit Biru Jakarta

Berdasarkan catatan detikcom, Anies pernah mengunggah foto-foto langit Jakarta hasil jepretan beberapa akun Instagram lain. Menurut Anies, beberapa orang memotret langit Jakarta karena kondisinya yang bagus.

Ada 10 foto yang diunggah oleh Anies. Foto-foto itu menampilkan langit Jakarta berwarna biru sampai jingga.

Postingan Anies di akun IG nya soal langit cerah di Jakarta (Dok IG @Aniesbaswedan)Postingan Anies di akun IG nya soal langit cerah di Jakarta (Dok IG @Aniesbaswedan)

"Kombinasi indah awan, langit biru, dan merahnya senja Jakarta pada siang dan sore hari-hari ini jadi pemantik fotografi," tulis Anies dalam unggahan akun Instagramnya, seperti dilihat detikcom, Rabu (14/1/2020).

"Dari mata dan hati jernih, pribadi-pribadi kreatif ini menangkap keindahan itu. Giliran kita ikut merasakan keindahan Jakarta pada hari-hari ini," ujar Anies.

Anies memposting soal indahnya langit Jakarta itu pada Rabu (14/1/2022).

Saat itu, kondisi COVID-19 di Indonesia tengah memasuki gelombang pertama. Tambahan kasusnya terus menanjak hingga puncaknya pada 30 Januari 2020, yakni sebanyak 14.518 kasus.

Kondisi COVID-19 pada 14 Januari 2020 (Situs Satgas COVID-19)Kondisi COVID-19 pada 14 Januari 2020 (Situs Satgas COVID-19)

Faktor Langit Biru Jakarta

Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta menilai kondisi langit Jakarta ada kaitan antara langit indah dan polusi udara.

"Iya (berpengaruh). Dari SPKU (Stasiun Pemantau Kualitas Udara) kita. Udara membaik," ucap pejabat Humas Dinas LH DKI Jakarta, Yogi Ikhwan, saat dihubungi.

Data Dinas LH di SPKU Bundaran HI, konsentrasi Particulate Matter (PM) 2,5 pada 6 Januari 2020 senilai 28,8. Nilai ini bisa disebut kualitas udara Jakarta sehat.

Selain itu, Yogi memberikan data kualitas udara dalam situs AirVisual pada pukul 18.16 WIB. Jakarta memiliki kualitas udara dengan nilai 68 dan berada di urutan kota besar dengan kualitas udara buruk di dunia urutan ke-53.

Menurut Yogi, membaiknya kualitas udara di Jakarta disebabkan intensitas hujan yang tinggi. Air hujan mampu membersihkan udara dari polusi.

Penjelasan BMKG soal Langit Biru Jakarta

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan cerahnya Jakarta hari ini disebabkan sedikitnya pasokan uap dari arah utara maupun selatan.

"Saat ini memang aktivitas pembentukan awan hujan di atas Jabodetabek sedang berkurang. Suplai uap air baik dari selatan (Samudra Hindia) maupun utara (Benua Asia) sebagai pembentuk awan hujan berkurang, sehingga awan yang terbentuk pun sedikit," kata Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG Fahry Rajab kepada wartawan, Selasa (14/1/2020).

Dalam kondisi hari-hari sebelumnya, uap itulah yang menjadi bahan mendung hujan. Di Samudra Hindia sendiri, ada Siklon Tropis Claudia yang bergerak menjauhi Indonesia, tapi pengaruhnya tak sampai ke Jakarta dan sekitarnya.

Analisis Lapan

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menjelaskan fenomena langit biru cerah Jakarta kemarin. Langit biru cerah ini muncul karena awan ditarik oleh Badai Claudia.

"Badai Claudia di selatan Jawa yang menarik awan sehingga 2 hari kemarin Jawa hingga Nusa Tenggara relatif cerah. Bergesernya posisi matahari ke selatan selain menimbulkan kekeringan yang mengakibatkan kebakaran lahan yang besar di Australia saat ini juga melahirkan Badai Tropis Claudia. Dilihat dari satelit lingkungan dan cuaca tanggal 13-14 Januari 2020. #badai_claudia #badai #satelit #LAPAN_RI #indonesia," tulis Lapan dalam akun Twitter resminya, Selasa (14/1/2020).

Informasi soal penyebab fenomena langit cerah ini juga dikonfirmasi oleh Peneliti Sains dan Teknologi Atmosfer Lapan, Trismidianto. Dia menjelaskan bahwa Badai Caludia memang menarik awan. Hal ini dibuktikan dengan kondisi suhu hangat saat malam hari.

"Hasil pengamatan saya iya, itu akibat adanya dampak dari Badai Claudia. Salah satu buktinya saya rasakan juga beberapa hari ini, terasa hangat bahkan malam juga, hal ini dikarenakan massa udara tertarik oleh Badai Claudia yang bergerak menjauh dari Indonesia. Kalaupun ada hujan di bagian utara pulau Jawa, itu akibat adanya pasokan massa uap air dari lautan Jawa yang dipengaruhi adanya cold surge (aliran udara dingin) dari laut China Selatan," kata Trismidianto kepada wartawan, Rabu (15/1).

Halaman 2 dari 2
(jbr/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads