Sirkuit Mulai Dibangun, Gerindra Tepis PDIP soal Kejanggalan Formula E

Sirkuit Mulai Dibangun, Gerindra Tepis PDIP soal Kejanggalan Formula E

Indra Komara - detikNews
Kamis, 10 Feb 2022 17:46 WIB
Komisi B DPRD DKI Jakarta meninjau lokasi Sirkuit Formula E di Ancol, Jakarta. Lahan ini ternyata dulunya merupakan rawa-rawa dan pembuangan lumpur hasil proyek.
Foto: Rifkianto Nugroho/detikcom
Jakarta -

Sirkuit Formula E di Ancol, Jakarta Utara, mulai dibangun. Gerindra DKI optimistis pembangunan sirkuit selesai sesuai target.

"Kalau dihitung mundur 4 Juni itu masih cukup dengan harapan akhir April sudah bisa uji coba," ujar anggota DPRD DKI F-Gerindra Syarif, kepada wartawan, Kamis (10/2/2022).

Gerindra menilai kontraktor memahami spesifikasi untuk pembuatan sirkuit balap Formula E. Jadi lokasi balap bekas area rawa dan target tiga bulan bisa dituntaskan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu kan dia punya standar material dan teknis yang sudah diuji, di dalam spec-spec itu kan akan kelihatan. Sekarang itu sudah ada sejenis beton dalam 3 jam sudah bisa dilintasi, namanya fast track, sudah ada teknologi canggih. Sekarang zaman canggih hanya saja sekarang mengenai waktu," paparnya.

Syarif juga menjawab tudingan PDIP soal kejanggalan proses lelang tender sirkuit Formula E. Dia menilai tidak mungkin ada pengaturan dalam proses lelang proyek tersebut.

ADVERTISEMENT

"Menurut saya nggak senekat itulah, zaman terbuka seperti ini, pengawasan sekuat ini nggak mungkin lah. Kan berbeda tempat, berbeda peristiwa. Tempatnya beda, peristiwanya beda. Kalau tempatnya sama peristiwanya mirip-mirip sama, bisa saja masuk akal tudingan itu, tapi peristiwanya beda tempatnya beda. Masa di Monas belum dibayar," paparnya.

Syarif menyebut proses lelang tender Formula E sudah sesuai aturan dan transparan. Dia menepis anggapan jika lelang itu dikatakan tak terbuka.

"Jakpro sudah super ketat dalam ikuti aturan, nggak mungkin saat ini nekat. Sudah sangat transparan prosesnya diawasi, dikomentari publik, di masyarakat. Angkanya Rp 50 miliar tahu, yang menang tahu," katanya.

Dia juga merespons soal dana APBD di gelaran Formula E. Syarif mengatakan yang dimaksud tidak menggunakan APBD adalah setelah keluarnya rekomendasi BPK tahun 2020.

"Perdebatan ini sudah lama polemik ini. Sebetulnya yang dimaksud tak pakai APBD setelah keluar rekomendasi BPK. Yang itu juga jadi dasar mereka mengajukan interpelasi ternyata ada temuan ini itu," paparnya.

"Rekomendasinya Pemprov menggandeng kemandirian pembiayaan. Kalau sebelum BPK ya pakai APBD dan itu disetujui di anggaran perubahan dan anggaran murni. Clear di situ. Kemudian ada rekomendasi BPK supaya tak pakai APBD. Itu yang tak pakai APBD, jangan dibolak-balik. Kalau ditanyakan terlalu mahal, biar lagi dilakukan penegak hukum kan KPK lagi penyelidikan," jelas Syarif.

(idn/imk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads