Kontemplasi Qalbu (25)

Antara Penting dan Genting

Prof. Nasaruddin Umar - detikNews
Jumat, 11 Feb 2022 04:59 WIB
Foto: Ilustrasi Mindra Purnomo
Jakarta -

Membedakan antara satu urusan yang penting dan yang genting dapat membantu meringankan beban seseorang. Hal-hal yang paling penting, utama, dan berkontribusi terhadap tercapainya misi serta sasaran yang telah ditetapkan.

Genting (Mendesak): Hal-hal yang menuntut perhatian segera, yang boleh jadi tidak langsung berkaitan dengan misi

Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

  • Leadership lebih berkaitan dengan otak kanan. Management lebih berkaitan dengan otak kiri.
  • Orang sukses mempunyai kebiasaan mengerjakan hal-hal yang tidak suka dikerjakan oleh orang gagal.
  • Kesadaran diri, imajinasi, suara hati, dan kehendak bebas adalah anugerah manusia yang amat besar.
  • Kehendak bebas adalah kemampuan untuk bertindak dan bukannya menjadi sasaran tindakan, untuk secara aktif melaksanakan program yang telah kita kembangkan melalui keempat anugrah tersebut.
  • Ketika kita mampu mengatakan "ia" dalam hal dimana yang menggejolak di dalam hati ialah kata "tidak", atau sebaliknya, maka kita dapat disebut orang yang memiliki komitmen pribadi.

Penting: Hal-hal yang paling penting, utama, dan berkontribusi terhadap tercapainya misi serta sasaran yang telah ditetapkan.


Genting (Mendesak): Hal-hal yang menuntut perhatian segera, yang boleh jadi tidak langsung berkaitan dengan misi

Berbagai Sikap orang terhadap Waktu:

  • Orang-orang yang malas
  • Orang-orang yang suka menunda-nunda
  • Orang-orang yang "yes-man"
  • Suka yang suka menentukan prioritas

Orang-orang yang malas:

  • Tidak ada orang yang serba malas. Yang ada adalah salah dalam meletakkan prioritas.
  • Prioritas pemalas sekaligus yang "rajin" dilakukannya ialah tidur, menonton, melamun, dan kebiasaan tidak produktif lainnya.
  • Pemalas: Mereka yang suka membuang-buang waktu

Resiko menjadi Pemalas:

  1. Tidak bertanggung jawab
  2. Rasa bersalah selalu muncul di dalam diri
  3. Tidak memberikan rasa bangga terhadap keluarganya
  4. Menjadi cemohan orang di sekitarnya
  5. Menyia-nyiakan umur
  6. Lebih banyak berteman dengan iblis

Orang-orang yang suka menunda:

  1. Tidak jelas visi dan misi dalam hidupnya
  2. Tidak punya skala prioritas dalam urusan
  3. Tiba masa tiba akal
  4. Sering over loaded dalam pekerjaan
  5. Jarang menyelesaikan urusan secara maksimal
  6. Sering bersikap reaktif
  7. Tidak memiliki jiwa besar

Resiko menjadi orang yang suka menunda:

  1. Sering stres
  2. Sering dibayangi kecemasan
  3. Sering terlihat kelelahan
  4. Prestasinya biasa-biasa saja
  5. Sering terlihat apatis, lemas, & frustrasi


Orang-orang yang "yes-man":

  1. Suka menyenangkan orang
  2. Suka menanggapi segenap keinginan orang
  3. Sering menipu kita: Seolah-olah semua urusannya penting & mendesak
  4. Sulit mengatakan "tidak" kepada apapun & siapapun
  5. Selalu berusaha menyenangkan semua orang, sehingga malah tdk menyenangkan siapapun, termasuk dirinya sendiri

Resiko Menjadi "yes-man":

  1. Kurang disiplin
  2. Reputasi sebagai tukang menyenangkan orang
  3. Tidak pernah berani tampil beda
  4. Beresiko untuk selalu diperalat orang lain
  5. Kepentingan pribadi terabaikan
  6. Sikapnya selalu asertif

"Saya tidak tahu kunci sukses, tetapi kunci kegagalan adalah berusaha menyenangkan semua orang".


Orang yang suka menentukan prioritas:

  1. Mempunyai visi dan hidup yang jelas
  2. Selalu bekerja sesuai dengan agenda yang berencana
  3. Mampu membedakan antara yang penting dan yang tdk penting dan antara yang mendesak dengan yang tdk mendesak
  4. Selalu mempunyai opsi di dalam menyelesaikan suatu masalah
  5. Mawas diri
  6. Selalu mempunyai catatan harian yang aktif
  7. Memberikan perhatian kepada keluaga dan harta miliknya secara teratur
  8. Tidak mudah mengatakan "yes" atau "no"
  9. Perkembangan hidup dan kariernya selalu mengesankan
  10. Diperlukan banyak orang

Resiko menjadi orang yang menentukan prioritas

  1. Hidup terkendali (dalam arti positif)
  2. Jarang stres
  3. Prestasi tinggi
  4. Pola hidup yang seimbang
  5. Rumah tangga lebih tenteram
  6. Ibadah teratur

Jadilah Orang Setia:

  1. Menjaga rahasia
  2. Menghindari gossip
  3. Membela kepentingan orang lain, khususnya orang-orang kecil
  4. Menjadi pendengar aktif
  5. Tidak terlalu menonjolkan keakuan
  6. Menempatkan diri pada tempat yg tepat

Mereka diliputi kehinaan di mana saja mereka berada, kecuali jika mereka berpegang kepada tali (agama) Allah dan tali (perjanjian) dengan manusia, dan mereka kembali mendapat kemurkaan dari Allah dan mereka diliputi kerendahan. Yang demikian itu karena mereka kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi tanpa alasan yang benar. Yang demikian itu disebabkan mereka durhaka dan melampaui batas.

Pola-pola Relasi Sosial

  1. Menang-Kalah (Win-Lose Solution)
  2. Kalah-Menang (Lose-Win Solution)
  3. Kalah-Kalah (Lose-Lose Solution)
  4. Menang-menang (Win-win Solution)

Menang-Kalah (Win-Lose Solution)

  • "Menggunakan" orang lain untuk mencapai tujuan (egois).
  • "Aku mendapatkan apa yg kuinginkan, anda tidak mendapatkan yang kau inginkan"
  • Berusaha maju di atas pengorbanan orang lain.
  • Membangun istana di atas puin-puin kehancuran orang lain.
  • Menfitnah orang lain agar dirinya yang terangkat.
  • Cemburu melihat keberhasilan orang lain.

Kelemahan Pola Menang-Kalah (Win-Lose Solution)

  • Menjadi obyek cemoohan orang lain
  • Menjadi obyek energi dan doa negatif orang lain
  • Di laknat malaikat
  • Kebahagiaan tidak sempurna
  • Merasa terancam dengan orang lain
  • Selalu curiga terhadap orang lain
  • Berpotensi melahirkan keturunan egois

Kalah-Menang (Lose-Win Solution)

  • Sebetulnya cukup alasan untuk diperhitungkan tetapi mengalah karena tidak mau repot (pasif, reaktif, malas)
  • Selalu mengalah terhadap tekanan orang yang selevel
  • Tidak memiliki keberanian untuk berfikir lain atau merubah paradigma, pasrah terhadap nasib
  • Ingat, mengalah untuk tujuan yg lebih penting tdk termasuk pola kalah-menang!

Kelemahan Pola Menang-Kalah (Win-Lose Solution)

  • Seperti lilin: Rela hancur demi kepentingan orang lain.
  • Membiarkan diri jadi obyek & bulan-bulanan orang lain
  • Memendam perasaan kecewa dan dendam
  • Tidak diperhitungkan bahkan berpotensi untuk diinjak-injak orang lain
  • Tidak termasuk mensyukuri nikmat Allah
  • Tidak termasuk khalifah yang ideal

Kalah-Kalah (Lose-Lose Solution)

  • "Kalau aku harus jatuh, kamu juga harus jatuh!"
  • "Menang jadi arang, kalah jadi abu"
  • "Aku tidak peduli apa yang akan terjadi pada diri aku, yang penting aku harus menjatuhkan dia"
  • Orang seperti ini sering menjadi aktor "pembunuh bayaran", menyewa dukun, atau tukang santet.
  • Datang tak menguntungkan pergi tak mengurangi

Kelemahan pola Kalah-Kalah (Lose-Lose Solution)

  • Dendam yang membara terus mewarnai dalam kehidupan
  • Menang dengan pembalasan dendam sesungguhnya melukai diri sendiri
  • Jauh dari respek masyarakat
  • Sulit mencari teman
  • Hidup terisolasi dari masyarakat
  • Gagal menjadi hamba dan Khalifah yang baik

Menang-menang (Win-win Solution)

  • Berangkat dari niat baik bahwa setiap orang bisa menang dan kemenangan bisa dicapai bersama-sama
  • "Saya tidak akan menginjak kamu tetapi saya tidak rela menjadi keset kaki kamu"
  • Peduli pada orang lain tetapi peduli juga pada dirinya sendiri
  • Menang-menang bukan tehnik tetapi filosofi (pandangan hidup)

Keutamaan Pola Menang-menang (Win-win Solution)

  • Pola menang-menang mendatangkan:

a. rezki berkah
b. kebahagiaan sejati & abadi
c. respek dan pujian orang lain
d. kesempatan & peluang yang lebih baik

  • Memiliki banyak sahabat
  • Kemenangan dinikmati lebih lama & terhormat
  • Disegani di dalam masyarakat
  • Menyenangkan dalam pergaulan
  • Hidup jadi tenteram, tenang, dan damai

Bagaimana Cara Berfikir Menang-menang?

  • Menangkan kemenangan pribadi terlebih dahulu. Tanpa percaya diri tidak mungkin berfikir menang-menang.
  • Hilangkan 2 jenis tumor ganas dalam diri:
    a. Kecenderungan bersaing
    b. Kecenderungan membanding-bandingkan

Sehari-hari hidup dengan persaingan & kebiasaan membanding-bandingkan adalah melelahkan

  • Bayangkan positifnya pola menang-menang
  • Rasakan hasilnya pola menang-menang


Taktik Menang-menang

  • Lakukan ice breaking process untuk mencairkan hubungan dengan relasi
  • Ciptakan banyak opsi (options) di dalam melakukan interaksi
  • Kenali kelebihan dan kelemahan partner
  • Mulailah dengan tujuan yang besar
  • Banyak menyinggung & menekankan persamaan bukannya perbedaan.

Sinergi
الأتحاد يوجد القوة
(Sinergi mendatangkan kekuatan)
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلَا تَعَاوَنُوا عَلَى الْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ

(Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran). Q.S. Al-Maidah/5:2).
فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ
(Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan). (Q.S. al-Baqarah/2:147)

Sinergi ialah dua orang/kelompok atau lebih bekerja sama untuk:

a. Mencapai suatu tujuan yang sama
b. Menciptakan solusi suatu masalah
c. Mendukung sebuah akibat/masalah

Inti sinergi:

  1. Memanfaatkan perbedaan, bukannya mentolerir perbedaan.
  2. Bekerjasama, bukannya bekerja sendiri-sendiri secara mandiri
  3. Keterbukaan pikiran, bukannya menganggap pikiran kita selalu benar
  4. Menemukan cara-acara baru yang lebih baik, bukannya kompromi dg yang sudah ada
  5. Berorientasi untuk hal-hal yang positif, bukannya untuk hal-hal yang negatif

Sinergi: Realisasi Tauhid

  • Ketunggalan dari Banyak (ahadiyyah al-wahid)
  • Ibn 'Arabi: Ketunggalan Mutlak (esensi). Ketunggalam Relatif (Tuhan sebagaimana yang dikenalkan dalam al-asma' al-husna.
  • Berkenaan dengan diri-Nya sendiri: Allah mempunyai ketunggalan dari Yang Satu.
    Wahdatul wujud merupakan kesatuan wujud untuk menggambarkan non-entifikasi absolut dan Esensi Tak Terbedakan.
  • Kemajmukan dari segala sesuatu yang ada tidak bertentangan dengan kesatuan wujud.
  • Tidak ada pluralitas ontologis pada tataran Wujud mutlak. Hanya ada satu Wujud seperti hanya ada satu cahaya.
  • Wujud mutlak hanya satu, Ia sama sekali tak terbedakan

*Prof. Nasaruddin Umar

Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih - Redaksi)




(erd/erd)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork