Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono menyebut ada 1.042 konten di media sosial yang diajukan virtual police untuk diedukasi dan diberi peringatan. Dia menyebut konten tersebut mengandung ujaran kebencian.
"Sampai dengan saat ini, Polri telah mengajukan 1.042 konten untuk dihadirkan untuk diedukasi dan diberikan peringatan," ujar Gatot dalam konferensi virtual, Kamis (10/2/2022).
Gatot menyebut konten yang diajukan untuk diberi peringatan itu dianggap berisi ujaran kebencian terkait SARA. Dia mengatakan konten tersebut bisa memicu perpecahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena konten-konten tersebut mengandung ujaran kebencian berdasarkan SARA yang terjadi di berbagai platform media sosial," tuturnya.
"Setiap narasi di medsos, maupun di media dan dunia maya yang kontennya dianggap dapat berpotensi melanggar hak orang lain, meningkatkan polarisasi dan bahkan memperuncing SARA, dan dapat memicu permusuhan dan perpecahan, akan diberikan peringatan dan edukasi terlebih dahulu," sambung Gatot.
Gatot mengatakan virtual police berperan menjaga ruang digital tetap kondusif. Dia menyebut virtual police tidak langsung menindak pemilik akun medsos yang melanggar, melainkan memberi peringatan lebih dulu.
"Di ruang-ruang digital, Polri juga menghadirkan sosok virtual yang menjaga kaidah-kaidah kebebasan hak-hak individu yang bertanggung jawab, melalui kehadiran virtual police dan tidak langsung dilakukan penindakan," ujar Gatot.