Angka Rendah Kematian Corona Bikin Anies Berpesan Jangan Terlena

Angka Rendah Kematian Corona Bikin Anies Berpesan Jangan Terlena

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 10 Feb 2022 07:21 WIB
Anies Baswedan menghadiri acara Muskerwil DPW PPP Daerah Istimewa Yogyakarta di Bantul, Senin (31/1/2022).
Anies Baswedan (Foto: Pradito Rida Pertana/detikJateng)
Jakarta -

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan lonjakan kasus harian virus Corona (COVID-19) di Jakarta saat ini sudah melampaui jumlah kasus harian puncak Delta pada pertengahan tahun lalu. Meski angka kematian rendah, Anies berpesan agar warganya tidak terlena.

Hal itu disampaikan Anies melalui video yang diunggah di akun Facebooknya, seperti dilihat Rabu (9/2/2022). Anies mengatakan angka kematian karena asus COVID-19 tahun lalu mencapai ratusan per harinya, namun saat ini hanya puluhan.

"Untuk angka kematian dapat kita sampaikan bahwa trennya tidak mengikuti tren gelombang kedua. Bila pada saat puncak gelombang kedua yang lalu, angka kematian positif COVID-19 mencapai 200-an dalam sehari. Saat ini angka kematian COVID-19 dalam kisaran 30 per hari walaupun angka kematian ini jauh lebih rendah dibandingkan saat gelombang Delta," kata Anies dalam video yang diunggah di akun Facebook-nya seperti dilihat, Rabu (9/2/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anies mengatakan kasus kematian karena COVID-19 harus dicegah. Sebab menurutnya satu kasus kematian juga sama banyaknya.

"Tapi kita semua sadar satu kematian saja akibat COVID-19 tetap terlalu banyak dan harus dicegah sekuat tenaga," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Anies menjelaskan ada sejumlah faktor yang menyebabkan angka kematian karena COVID-19 saat ini lebih rendah. Salah satu di antaranya karakteristik varian Omicron yang tidak seganas varian Delta.

"Tapi juga faktor vaksinasi dan kekebalan warga Jakarta yang sudah jauh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu," ujar Anies.

Anies mengatakan angka kematian akibat COVID-19 kali ini memang lebih rendah dibandingkan saat puncak gelombang kedua. Namun dia meminta masyarakat tidak menyepelekan keadaan.

"Angka kematian yang lebih rendah kali ini di satu sisi bisa membuat kita lebih tenang, tidak perlu panik, bahwa kita akan mengalami keadaan seperti di gelombang Delta kemarin. Tapi di sisi lain jangan membuat kita terlena apalagi menyepelekan keadaan. Walaupun fatality rate lebih rendah tapi bila jumlah kasusnya berlipat lebih banyak, maka jumlah kematian absolut tetap bisa tinggi seperti gelombang kedua. Ini yang harus kita cegah sama-sama," ujar Anies.

Simak video 'Anies Sebut Positivity Rate DKI Capai 22,6% di Atas Standar WHO':

[Gambas:Video 20detik]



Baca berita selengkapnya di halaman berikut:

Anies juga melaporkan positivity rate COVID-19 di Jakarta sudah mencapai 22,6 persen. Anies awalnya menyampaikan mengenai jumlah testing di Jakarta.

"Terkait dengan jumlah testing, saat ini angka testing di Jakarta, testing PCR mencapai kisaran 35-40 kali lipat dari standar WHO. Ini angka yang sangat tinggi, ini pun belum termasuk tes antigen yang juga tidak kalah tinggi di Jakarta," ujar Anies.

Anies kemudian membeberkan mengenai positivity rate di Jakarta yang masih belum bisa disebut aman karena masih jauh dari rekomendasi World Health Organitation (WHO). Penambahan kasus COVID-19 disebut lebih cepat dibandingkan jumlah testing.

"Tapi dengan jumlah tes setinggi itu pun angka positivity rate di Jakarta sepekan terakhir ini sudah mencapai angka 22,6 persen. Ini jauh di atas rekomendasi WHO untuk dikatakan aman yaitu 5 persen. Artinya jumlah tes yang tinggi ini masih kalah cepat dengan pertambahan kasusnya. Demikian pula dengan tracingnya," ujar Anies.

Karena itu, kata Anies, PPKM level 3 pun diberlakukan di Jakarta. Dia mengimbau semua pihak untuk menaati aturan.

"Artinya harus ada intervensi yang dilakukan dan intervensi ini adalah dengan melakukan pembatasan mobilitas yang biasa kita kenal dengan PPKM. Dan levelnya adalah level 3 sebagaimana ditetapkan oleh pemerintah pusat," ujar Anies.

"Karena itu kantor non esensial diharapkan kembali menerapkan work from home, dan hanya 25 persen saja yang bekerja dari kantor. Sekolah sudah ditetapkan 50 persen PTM dan orang tua diberikan kebebasan untuk memilih apakah anaknya ikut sekolah atau anaknya belajar dari rumah, juga tempat-tempat publik dikurangi kapasitasnya," sambung Anies.

Halaman 2 dari 2
(dek/fas)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads