Jakarta -
Penampakan awan berlapis dan memanjang di langit Jakarta menjadi perbincangan warganet. Fenomena awan berlapis ini disebut awan arkus. Apa pemicu kemunculan awan ini?
Dikutip dari laman resmi Lapan, awan arkus memiliki struktur horizontal yang biasanya terlihat sepanjang front bersama awan kumulonimbus dengan ketinggian dekat permukaan yang mencapai 1,9 kilometer.
Secara komposisi, awan arkus yang berbentuk gulungan panjang secara horizontal biasanya terpisah dari awan induk (kumulonimbus), sedangkan awan arkus datar/papan panjang secara horizontal bersatu dengan dasar awan kumulonimbus.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awan arkus sangat jarang ditemukan karena awan tersebut merupakan (aksesori) tambahan yang berkembang dan mati bergantung pada awan induknya.
Awan arkus akan terbentuk secara kondisional ketika udara dingin dari dalam sistem badai turun dan menyebar. Udara dingin juga menghambat kenaikan massa udara panas.
Ketika udara dingin naik bersamaan dengan udara panas yang lembab, maka akan mengalami kondensasi. Bentuk Gulungan awan terbentuk karena shear angin. Bagian luar awan nampak halus sementara bagian dalam awan terlihat kasar karena angin yang kuat.
Baik arkus berbentuk gulungan maupun arkus datar merupakan peringatan akan adanya hujan badai.
Selain di Jakarta, awan ini pernah muncul di berbagai daerah di Indonesia. Dimana saja?
Lembang
Awan arkus pernah muncul di Bandung. Warga Lembang, Kabupaten Bandung Barat, sempat dihebohkan oleh kemunculan awan ini pada 12 Februari 2021. Bentuk konfigurasi awan menyerupai lafaz Allah.
Awan berwarna putih yang membentuk tulisan lafaz Allah itu terlihat sangat mencolok dibanding bentuk awan lainnya yang berbentuk abstrak. Latar belakang langit berwarna biru cerah membuat penampakan lafaz Allah kian jelas. Penampakan awan arkus ini pun sempat viral di media sosial.
Polman
Fenomena awan arkus juga pernah muncul di Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat (Sulbar). Awan arkus ini menyerupai gelombang tsunami.
Kemunculan awan menyerupai ombak itu terjadi Selasa pagi (19/1/2021). Viral di media sosial setelah sempat terekam kamera warga.
Pamekasan
Awan arkus juga pernah muncul di Pamekasan, Madura, Jawa Timur. Bentuknya seperti gelombang tsunami yang membentang di langit. Kejadian yang berlangsung sekitar pukul 07.30 WIB, pada Kamis (18/11/2021), ini sempat membuat ngeri masyarakat.
Penampakan awan berbentuk gelombang tsunami ini tampak di Pantai Talang Siring, Pamekasan. Seakan-akan awan tersebut menunjukkan sedang terjadi gulungan ombak yang sangat besar.
Muncul di Jakarta
Terbaru, awan arkus muncul di Jakarta. Penampakan awan arkus pagi ini ramai diperbincangkan warganet. Banyak warganet yang takjub akan penampakan awan yang tampak berlapis dan memanjang itu.
Dilihat detikcom, Rabu (9/2/2022), awan tersebut terlihat memanjang. Awan itu tampak seperti membentuk garis horizontal berwarna putih.
Garis putih itu tampak jelas memanjang. Pagi tadi cuaca dan langit Jakarta memang sedang mendung.
Salah satu video yang viral ialah milik Rizky Fadillah yang disebarkan lewat akun Instagram, @rizkyfaadil. Rizky mengatakan video itu diambil dari sebuah gedung tinggi di kawasan Jakarta Barat (Jakbar).
"Saya ambil dari apartemen saya di daerah Glodok, sekitar pukul 05.58 WIB," kata Rizky saat dihubungi, Rabu (9/2/2022).
Penjelasan BMKG
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan soal fenomena tersebut. Yang mana awan ini adalah awan arkus.
"Fenomena tersebut merupakan fenomena biasa meskipun relatif jarang terjadi. Secara ilmiah awan tersebut dinamakan dengan awan arkus," kata Senior Forecaster BMKG La Ode Nusrdiansyah dalam keterangannya, Rabu (9/2/2022).
Dia menjelaskan awan arkus merupakan jenis awan rendah dan memiliki formasi pembentukan horizontal. Awan arkus terdiri atas dua jenis, yakni shelf cloud dan roll cloud.
"Fenomena awan ini merupakan shelf cloud. Disebut shelf cloud karena masih merupakan bagian dari awan kumulonimbus, sedangkan roll cloud telah terpisah dari bagian awan," jelasnya.
Sementara itu, subkoordinator bidang Prediksi Cuaca BMKG, Ida Pramuwardhani, mengatakan awan ini terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer sepanjang atau di depan pertemuan massa udara dingin yang mendorong massa udara hangat dan lembap naik sehingga terbentuklah shelf cloud.
Ida mengatakan awan ini juga dapat menimbulkan angin kencang, hujan lebat disertai kilat atau petir, dan hujan es.
"Antisipasi bagi masyarakat yaitu agar berlindung dan menjauhi daerah tersebut karena dapat menyebabkan angin kencang, hujan lebat yang disertai kilat/petir, bahkan hujan es," ungkapnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini