Selain itu, Coki juga memprotes sistem pembagian di TKP seperti yang dilakukan hari ini. Menurutnya pembagian lapak pedagang bisa dilakukan melalui komputer saja.
"Jika melalui komputer rencananya setiap pedagang kan sudah punya database-nya. Ini nomor sekian yang biasa dagang di sini, kan ini udah jelas ini ada sekitar berapa slot ini ada 360 sekian itu kan dengan jumlah pedagang tinggal masuk-masukin aja. Biasa dia dagang di mana. Tapi dalam hal begini itu sangat tidak menjaga prokes kan bahaya penyebaran virus jika begini," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara itu, Ketua Paguyuban Perkumpulan Pedagang Pasar Lama Faris Alatas menyatakan pembagian lapak dengan di lapangan seperti ini merupakan cara terbaik. Dia berujar pembagian seperti ini dapat diketahui oleh antarsesama pedagang.
"Kita menggunakan metode langsung di lapangan yang mana tetangganya tau tetangganya jadi kita ga bakal keselip ama yang baru. Kita menggunakan data langsung seperti ini mungkin agak lebih sulit cuma insyaallah valid," ucap Faris.
Menurutnya, terkait dua slot lapak untuk pedagang makanan berat, dia tidak bisa memberikan keputusan. Namun, Faris sendiri menyadari dengan kondisi lapak yang seperti sekarang ini memang belum cukup mumpuni.
Pihaknya akan tetap melakukan evaluasi PT TNG agar nantinya tempat berdagang di Pasar Lama sesuai.
"Iya setuju nggak setuju itu bagaimana ya jadi kita lihat bagaimana proporsinya kan kalau adil belum tentu sama rata kan. Kalau sesuai banget sih belum. Evaluasi dan forum komunikasi terus dibuka dari TNG buat kami sehingga nanti kalau ada evaluasi dari apa yang kita lakukan hari ini mungkin ada perubahannya," jelasnya.
(maa/maa)