Kasus pembunuhan seorang gadis bernama Satomi Kitaguchi adalah satu dari sekian kasus misterius di Jepang yang akhirnya terbongkar. Kasus ini terbongkar karena hal yang tak disengaja, yakni gara-gara si pelaku kesal.
Dilansir dari Japan Times, Jumat (4/2/2022) Satomi Kitaguchi adalah seorang gadis SMA yang tinggal di Hatsukaichi, Prefektur Hiroshima. Pada 5 Oktober 2004, Satomi baru saja pulang dari sekolah. Saat itu ia pulang sekolah lebih awal karena ada ujian akhir sekolah.
Satomi kemudian tidur siang di bangunan yang terpisah dari rumah keluarga mereka. Beberapa saat setelah itu, saudara perempuan Satomi mendengar teriakan dari bangunan terpisah itu. Mereka berlari dan menemukan Satomi di lantai pertama dengan kondisi berlumuran darah. Selain itu, neneknya juga ikut menjadi korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Adiknya mengatakan kepada polisi bahwa dia melihat sekilas seorang pemuda di sekitar tempat kejadian. Pria itu digambarkan mengenakan pakaian hitam dan usianya sekitar 30 tahunan. Polisi pun membuat sketsa terduga pelaku ini dan terus memburunya.
Polisi mengatakan Satomi Kitaguchi ditikam beberapa kali di dada, perut dan leher. Satomi pun akhirnya tak bisa diselamatkan. Neneknya, Michiyo (72) juga mendapat beberapa tusukan namun bisa selamat.
Polisi bergerak mencari keberadaan pelaku dengan merujuk ke jejak kaki di lokasi dan keterangan mengenai kendaraan yang diduga dipakainya. Selain itu, polisi juga mengantongi sampel DNA terduga pelaku.
Namun kasus ini mengalami kebuntuan sampai akhirnya polisi membuat sayembara. Barang siapa yang bisa memberi informasi mengenai pelaku akan diberi hadiah 3 juta yen (sekitar Rp 383 juta pada saat itu).
Sialnya, bertahun-tahun setelahnya, kasus ini seperti diabaikan. Ayah Satomi pun mendorong melalui blognya, agar kasus ini diusut kembali.
Tonton juga Video: Sakit Hati Tak Diajak Cari Kerja, Pemuda di Bekasi Bunuh Temannya!
Tersangka Terungkap
13 tahun berlalu. Seorang karyawan swasta bernama Manabu Kashima (35) ditangkap Kepolisian Hiroshima, Jepang. Dilansir dari Japan Today, Kashima ditangkap pada Jumat (13/4/2018) setelah polisi berhasil mengungkap kasus lawas itu melalui DNA dan sidik jari Kashima.
Kashima membunuh Satomi Kitaguchi pada 5 Oktober 2004 di Kota Hatsukaichi, Hiroshima, sekitar pukul 15.00 waktu setempat. Kepada polisi Kashima pun kemudian mengakui perbuatannya.
Awalnya Polisi memeriksa Kashima untuk kasus lain yakni mengenai pelecehan dan perkelahian. Namun setelah dilakukan pemeriksaan data, rupanya DNA dan sidik jari Kashima sama dengan DNA dan sidik jari yang ada di lokasi pembunuhan korban.
Padahal Kashima sebelumnya tak pernah masuk 'radar' polisi sebagai salah satu terduga pembunuh Kitaguchi. Polisi pun melakukan investigasi untuk mengungkap apa yang menjadi motif Kashima.
Motif Acak
Berdasarkan hasil investigasi, terungkap motif Kashima. Semua bermula dari rasa putus asa Kashima saat bekerja di perusahaan logam yang ada di Prefektur Yamaguchi. Kashima merasa hidupnya menjemukkan dan ia ingin kabur dari kota itu. Dia berbekal pisau lipat dan uang yang ia titipkan ke temannya. Dia pergi ke Tokyo hingga akhirnya sampai di Hiroshima.
Di sinilah Kashima melihat Satomi yang baru saja pulang dari sekolah. Kashima tadinya ingin memperkosa Satomi. Namun Satomi melakukan perlawanan. Kashima yang panik langsung menusuk gadis itu dengan pisau yang ia bawa. Pisau itu ia gunakan juga untuk menusuk nenek Satomi.
Usai melakukan penusukan, Kashima kabur dan dihantui rasa bersalah. Dia merasa bersalah dan berharap Satomi tetap hidup.
Rasa bersalah Kashima itu kembali muncul setelah tahun 2018 ia mencari tahu kabar Satomi di internet. Yang diketahui telah meninggal. Kashima marah dan membuatnya melecehkan rekan kerjanya. Kashima pun ditangkap.
Atas perbuatannya membunuh Satomi dan menusuk neneknya, Kashima diganjar hukuman penjara seumur hidup pada Maret 2020.