Kala Warga Penasaran Datang ke Museum Holocaust yang Ramai Ditentang

Kala Warga Penasaran Datang ke Museum Holocaust yang Ramai Ditentang

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 06 Feb 2022 05:37 WIB
Pengunjung Museum Holocaust Yahudi
Foto: Pengunjung Museum Holocaust Yahudi (Trisno-detik)
Jakarta -

Warga terus berdatangan mengunjungi Museum Holocaust Yahudi di Tondano, Minahasa, Sulawesi Utara (Sulut). Kedatangan warga ke museum itu dikarenakan rasa penasaran mereka.

Pantauan detikcom di Museum Holocaust, Sabtu (5/2/2022), para pengunjung tampak mendapatkan penjelasan langsung oleh salah satu pengelola museum bernama Rabbi Yaakov Baruch. Mereka diberi penjelasan terkait dengan gambar-gambar yang dipamerkan di dalam museum itu.

Salah satu pengunjung museum, Erick, mengaku datang ke museum itu karena penasaran dengan kondisi museum. Erick mengaku sudah lama dirinya mengetahui tentang keberadaan museum tersebut. Hanya saja, karena viral, dia ingin mengetahui lebih jauh soal isi di dalam museum.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penasaran yang di dalam. Museum yang ditampilkan itu apa, pengen tahu saja," kata Erick saat ditemui di lokasi.

"Sebelumnya kan cuman lewat-lewat, karena jadi viral yah pengen mampir, di dalam ada apa sebabnya," imbuh Erick.

ADVERTISEMENT

Sementara itu, seorang pengunjung lain, Mona, mengaku ingin berkunjung karena museum tersebut karena menjadi sorotan di media sosial. Terlihat para pengunjung antusias melihat-lihat museum.

Penjaga museum Charles Kumowal mengatakan museum dibuka untuk umum dan tidak diminta biaya. Museum itu dibuka dari Senin hingga Jumat pukul 10.00-15.00 Wita.

Museum Holocaust Dibuka 27 Januari 2022

Diketahui, Museum Holocaust, Minahasa, Sulawesi Utara, dibuka pada 27 Januari 2022 bertepatan dengan Hari Peringatan Holokaus Internasional. Pembukaan museum itu disampaikan oleh Duta Besar Jerman untuk RI, Ina Lepel.

Hal itu disampaikan langsung oleh Lepel dalam unggahannya di akun Twitter resminya, @GermanAmbJaka. Dia menyampaikan museum itu dibuka hari ini bertepatan dengan Hari Peringatan Holokaus Internasional.

"Suatu kehormatan berada di Minahasa dan berbicara pada pembukaan Museum Holocaust pada #InternationalHolocaustRemembranceDay (27 Jan). Jerman akan selalu mendukung peringatan terhadap 'pelajaran universal' ini dan berdiri melawan rasisme, anti-Semitisme, dan segala bentuk intoleransi," tulis Lepel, seperti dilihat, Kamis (27/1).

Keberadaan Museum Ditentang

Keberadaan Museum Holocaust Yahudi di Minahasa, Sulawesi Utara ramai-ramai ditolak oleh sejumlah kalangan. Keberadaan museum ini dinilai memicu kegaduhan.

Salah satu yang menolak adalah Wakil Ketua Dewan Pertimbangan (Wantim) Majelis Ulama Indonesia (MUI) Muhyiddin Junaidi. Dia menyatakan pembangunan Museum Holocaust Yahudi di Sulawesi Utara merupakan pelanggaran nyata terhadap konstitusi. Muhyiddin meminta pemerintah menghancurkan bangunan museum tersebut.

"Pemerintah Indonesia harus segera mengambil tindakan tegas dan menghancurkan bangunan museum tersebut karena itu bentuk provokatif, tendensius, dan menimbulkan kegaduhan baru di tengah masyarakat," ujar Muhyiddin kepada wartawan, Selasa (1/2).

Simak Video: Komunitas Yahudi di Minahasa Buka Suara soal Polemik Museum Holocaust

[Gambas:Video 20detik]



Muhyiddin menilai pembangunan museum holocaust di Indonesia tidak penting. Dia justru menyarankan pemerintah untuk membangun museum kebiadaban penjajah Belanda.

"Adalah sangat tepat jika Indonesia membangun museum sejarah kebiadaban Israel terhadap bangsa Palestina di Jakarta sebagai bentuk solidaritas dan dukungan Indonesia atas perjuangan rakyat Palestina untuk meraih kemerdekaan dari Zionis yang terus mendapatkan aliran dana tanpa batas dari negara adi daya dan sekutunya," ujar Muhyiddin.

Hal senada disampaikan, Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW). HMW mendukung sikap MUI ini.

"Kami mendukung sikap Ketua MUI Bidang Kerja Sama Luar Negeri dan Hubungan Internasional, Prof. DR. Sudarnoto Abdul Hakim, yang menuntut ditutupnya pameran foto dan Museum Holocaust di Tondano. Karena museum ini berpotensi menghadirkan keresahan dan kontraproduktif terhadap upaya pembelaan terhadap Palestina yang diperjuangkan oleh pemerintah serta rakyat Indonesia. Juga berpotensi memicu kegaduhan di tengah khalayak publik Indonesia, yang semestinya berkonsentrasi menghadapi gelombang varian Omicron," ujar HNW melalui keterangannya, Senin (31/1).

Ia pun mempertanyakan tentang motif di balik pembukaan pameran foto dan Museum Holocaust di Tondano itu.

"Jika alasannya mencegah antisemitisme, maka Indonesia yang tidak meratifikasi UU itu justru setiap hari dipertontonkan laku teror, genocide dan sejenis Holocaust oleh Israel terhadap Bangsa Palestina. Sehingga bangsa Palestina tercerai berai ada yang di Tepi Barat, Gaza atau di kawasan pendudukan Israel. Sekitar separuh dari bangsa Palestina bahkan jadi diaspora di banyak negara dan di lintas benua," jelas HNW.

"Belum lagi pelanggaran HAM terhadap warga Palestina di Yerusalem, Masjid al Aqsa serta isolasi berbilang tahun terhadap warga Palestina di Gaza. Juga pengabaian Israel terhadap berbagai Resolusi PBB maupun kesepakatan lembaga Internasional. Perilaku intoleran Israel terhadap Palestina itulah yang justru selalu ditampilkan oleh Israel. Sebagai pihak yang mengaku menjadi korban dari Holocaust Nazi, mestinya Israel tidak mengulangi hal yang sejenis kepada Bangsa lain, dalam hal ini Palestina," imbuhnya.

HNW mengatakan jika memang diperlukan, Museum Holocaust itu diperuntukkan pada Israel. Khususnya untuk membangkitkan kesadaran kolektif di Israel betapa jahatnya holocaust, agar tidak diulangi oleh Israel terhadap bangsa mana pun. Sehingga nantinya bisa menghadirkan perdamaian dan menghentikan kejahatan holocaust, rasisme, dan intoleran Israel terhadap Palestina.

Maka dari itu ia menegaskan, Museum Holocaust tidak diperlukan di Indonesia yang toleran, tidak rasis, tidak melakukan holocaust terhadap suku dan bangsa mana pun. Justru bangsa Indonesia pernah mengalami sejenis holocaust yang dilakukan oleh antek penjajah Belanda, Westerling, terhadap puluhan ribu warga sipil di Sulawesi Selatan tahun 1946-1947.

Halaman 2 dari 3
(zap/aik)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads