Politik 'Kuda Hitam' AHY

Politik 'Kuda Hitam' AHY

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 05 Feb 2022 07:00 WIB
Ketum Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menggelar konferensi pers usai Kepengurusan KLB PD Moeldoko Ditolak
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (Andhika/detikcom)
Jakarta -

Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mencuri perhatian khalayak perpolitikan Tanah Air lantaran pidatonya. AHY memunculkan narasi politik 'kuda hitam'.

Dalam sebuah pertandingan, sepak bola misalnya, 'kuda hitam' identik dengan negara atau klub yang tak dijagokan menang. Pada pentas Piala Dunia 2018 misalnya, Kroasia dianggap sebagai kuda hitam.

Namun anggapan tak selalu benar. Buktinya, Kroasia justru bisa bicara banyak dengan menembus final Piala Dunia 2018, sebelum akhirnya dikalahkan Prancis.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kembali ke AHY. Dalam pidatonya, AHY mengajak seluruh kader Demokrat untuk menatap Pemilu 2024. Saat inilah dia berbicara soal 'kuda hitam'.

"Jangan merasa diri hebat. Lebih baik kita menjadi kuda hitam yang tidak diperhitungkan, tapi menang," kata AHY di depan ratusan anggota DPRD Fraksi Demokrat dari sejumlah provinsi dan kabupaten/kota, Kamis (3/2/2022) malam di Jakarta.

ADVERTISEMENT

Tak sampai di situ narasi politik kuda hitam AHY. Dalam lanjutan pidatonya, AHY menjelaskan perihal 'kuda perang'.

Menurut mantan Kogasma (Komandan Satuan Tugas Bersama) Partai Demokrat itu, kuda perang adalah kuda yang tidak hanya bisa berlari kencang, namun juga punya inisiatif.

"Kuda perang adalah kuda yang bisa berlari kencang, tapi punya inisiatif kapan harus melambat, berhenti atau bahkan berbelok untuk mencapai kemenangan. Jadi jangan asal lari kencang tanpa henti atau baru bergerak jika diperintah," papar AHY.

Narasi politik kuda hitam tersebut disampaikan AHY saat kegiatan bimbingan teknis (bimtek). Pesertanya, seperti dijelaskan sebelumnya, adalah para anggota DPRD Fraksi Demokrat di sejumlah kabupaten/kota.

Selanjutnya AHY berbicara soal hasil survei. Simak di halaman berikutnya.

Saksikan Video 'AHY Ingin Demokrat Sukses di Pemilu 2024':

[Gambas:Video 20detik]



Bicara soal survei, AHY menganggapnya sebagai barometer.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan -sekarang bernama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi-, barometer diartikan juga sebagai tolok ukur; ukuran.

AHY menegaskan, untuk bisa menjadi partai pemenang pemilu tak cukup bermodal hasil survei. Lalu bagaimana caranya?

Menurut lulusan Akademi Militer (Akmil) 2000 itu, untuk bisa menjadi partai pemenang seluruh anggota DPRD Fraksi Demokrat harus terus membantu masyarakat. AHY pun meminta seluruh kadernya menunjukkan identitas partai.

"Survei adalah kompas atau barometer. Tapi untuk menang, tidak cukup hanya survei. Para anggota Dewan sekalian harus kerja keras turun ke lapangan, bantu rakyat dan tunjukkan identitas nasionalis-religius kita sebagai jati diri Demokrat," ujar AHY.

AHY pun mengajak seluruh kader partai berlambang mirip logo Mercy itu untuk menyatukan kekuatan. Jika penyatuan kekuatan itu dilakukan, bukan tak mungkin Demokrat bakal memenangkan seluruh pertarungan.

"Mari kita satukan visi, misi dan energi untuk memenangkan Pemilu tahun 2024. Pilpres dan pileg harus kita baca dalam satu tarikan nafas yang sama," katanya.

"Insyaallah saat kita menangkan pilpres dan pileg, pilkada akan kita menangkan," sambung AHY.

Halaman 2 dari 2
(zak/rfs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads