Viral cerita seorang pasien Corona tanpa gejala dipaksa karantina di tempat isolasi terpusat di kawasan Surabaya. Pasien kaget karena tempat isolasi justru tak higienis.
Hal itu disampaikan akun @swimmin_dory di media sosial Twitternya. Dia mengaku 'dipaksa' menjalani isolasi di tempat karantina terpusat.
"Sedih banget dipaksa karantina di fasilitas yang ga jelas, ga higienis dan alur tidak clear," cuitnya di Twitter, seperti dilihat, Selasa (1/2/2022). Pemilik akun sudah mengizinkan cuitannya dikutip.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akun @swimmin_dory yang terpapar Corona tanpa gejala menceritakan kronologi bisa menjalani karantina di tempat terpusat yang disiapkan Satgas. Dia mengatakan awalnya melakukan perjalanan dari Cilegon ke Mojokerto.
Dia sempat menjalani tes PCR dengan hasil negatif. Keesokan harinya, dia melakukan perjalanan ke Surabaya lewat jalur udara.
Pasien ini juga menceritakan kondisi kesehatannya saat itu pegal-pegal. Dia kemudian diminta dokter melakukan tes PCR ulang dan hasilnya positif COVID.
"Karena ga ada gejala, aku putuskan isoman di rumah. Bapak ibuk di lt bawah, aku lt atas. Kondisi dah lengkap alat dan fasilitas trpisah," tulisnya.
Keesokan harinya, dia mengaku dihubungi pihak Puskesmas untuk diminta menjalanin tes PCR beserta keluarganya. Saat di lokasi, dia menyebut ada petugas yang memintanya menjalani karantina terpusat di Hotel Asrama Haji.
"Mereka ga terima alasan apapun. Aku bilang fasilitas dirumah uda trpisah semua, mereka ga peduli. Ttp wajib di HAH... aneh bgt maksa? Pdhl di peraturan kemenkes boleh isoman," jelasnya.
Singkat cerita, pihak RT meminta pasien tetap meminta dilakukan isolasi di karantina terpusat yang disiapkan. Namun ketika sampai di tempat isolasi terpusat, pasien dikagetkan kondisi hotel dan ruangan yang kotor.
"Kalo karantina dipaksa di fasilitas pemerintah kan brrti krn fasilitas kita ga mumpuni ya.... lha kok malah tambah kyk gini? Ini mah negatif covid trus positive herpes sama pes gimana.... juorok buangeeeeet sampah diambil 1x sehari pdhl isinya makanan... bau kan..," jelas dia.
Respons Kemkes
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes RI Siti Nadia Tarmizi memaparkan lokasi karantina terpusat seharusnya layak ditempati para pasien yang menjalani perawatan. Aduan masyarakat ini, lanjut Siti, dijadikan bahan evaluasi bagi satgas daerah.
"Yang pasti harus layak ya dan ada tim gabungan yang akan memberikan penilaiannya," kata Siti kepada wartawan secara terpisah.
"Tentunya masukan dari masyarakat menjadi bahan evaluasi perbaikan satgas dan dicoba dicarikan jalan keluar yang tentunya tetap demi keselamatan bersama," imbuhnya.
Siti mengatakan isolasi terpusat seharusnya diwajibkan untuk pelaku perjalanan luar negeri. Sedangkan perjalanan domestik menurut aturan diizinkan untuk isolasi mandiri.
"Kalau PPLN harus isolasi terpusat," jelasnya.
Simak video 'Jokowi Soroti Kapolri Gegara Adanya Permainan Karantina':
Lokasi Karantina Dibenahi
Per kemarin, sejumlah petugas sudah mulai membenahi ruangan isolasi di tempat karantina terpusat. Pasien OTG akun @swimmin_dory menuturkan petugas mulai bersih-bersih di lokasi karantina.
"Update, di sini dah banyak orang mulai beberes, wallpaper2 yg dah mlungker2 ini lagi digarap... mulai dibersihkan sapu pel... semoga lift nya juga segera nyala yaaa," katanya.
Dia menyayangkan lokasi karantina terpusat justru kondisinya tidak higienis.
"Kenapa dipaksa ke sini, tidak boleh isoman di rumah sendiri walau fasilitas lengkap (pdhl tanpa gejala dihimbau isoman aja). Kondisi tmpt karantina yg belum siap," katanya.