"Dan untuk kasus yang sudah ditangani hari ini, yang sudah saya sampaikan, yang kami perlukan sekarang ini adalah kejujuran dari pelaku," kata Bobby kepada wartawan, Senin (31/1/2022).
"Pelaku penyuntikan apakah betul-betul kosong atau memang ada yang disuntikkan. Karena ini berpengaruh kepada masyarakat kita seperti anak- anak kemarin yang disuntikkan diduga kosong, kalau emang pengakuannya ini kosong, ini bisa kita suntikan vaksin kembali," sebut Bobby.
Namun, lanjut Bobby, bila ada dosis yang sudah masuk, maka butuh rekomendasi dokter untuk penanganan selanjutnya.
"Namun, apabila ada masuk sedikit saja dosis dari dinas kesehatan tidak berani lagi melakukan penyuntikan vaksinasi. Hanya atas rekomendasi dari tim kedokteran, itu hanya dilakukan vaksinasi dosis kedua. Jadi yang perlu kita simpulkan, yang paling utama adalah kejujuran dari pelakunya, vaksinatornya ini, kosong atau memang ada sedikit. Kalau memang ada sedikit, itu sudah dianggap, nanti kita masukan ke dosis keduanya saja," sebut Bobby.
Viral
Sebelumnya diberitakan, video yang menunjukkan vaksin kosong disuntikkan ke anak SD di Medan viral. Pelaku pun mengerucut kepada dokter G.
Dokter G pun sudah buka suara. Ia meminta maaf.
"Saya mohon maaf atas kesilapan yang saya buat ini," kata dokter G di Mapolres Belawan.
Selang beberapa hari kemudian, Polda Sumut menarik proses pemeriksaan dugaan vaksin kosong tersebut. Polisi menyebut sejauh ini ada dua orang anak yang diduga menerima vaksin kosong.
"Proses penyidikannya sudah kita ditarik ke Polda Sumut agar lebih memudahkan birokrasi. Karena kita harus berkoordinasi dengan teman-teman dari IDI, Dinas Kesehatan dan ini terus dilakukan oleh direktorat kriminal umum. Itu ada 13 saksi yang diperiksa," kata Kabid Humas Polda Sumut Kombes Hadi Wahyudi kepada wartawan, Selasa (25/1/2022).
"Jadi ada penambahan korban, jadi dari hasil pengembangan yang tadinya kita lakukan penyelidikan terhadap satu orang yang viral dari pengembangan kita itu ada dua. Jadi korbannya ada 1 yang sudah dilaporkan kemudian ada satu lagi anak-anak juga. Termasuk kedua orang tua korban juga sudah kita mintai keterangan," tambah Hadi.
Bantah Suntuk Vaksin Kosong
Kemudian, dokter G kembali angkat bicara. Dia melalui pengacaranya, membantah vaksin yang disuntikkan itu kosong.
"Kegiatan vaksinasi adalah kegiatan bersama antara Polres Belawan dan PDGI. Klien kami tersebut sudah melakukan tugasnya dengan baik sesuai SOP," kata pengacara dokter G, OK Dedek Kurniawan, Rabu (26/1).
Dedek menyebut ada vaksin yang disuntikkan kepada anak SD tersebut. Isi suntikan itu disebut sedikit.
"0,5 mili itu memang untuk anak di bawah umur. 0,5 itu memang sedikit sekali, tampak di kamera itu kosong, padahal berisi," sebut Dedek.
Selang beberapa hari kemudian, polisi menetapkan dokter jadi tersangka. Meski tersangka, dokter G tidak ditahan karena ancaman hukumannya di bawah 5 tahun. (dhm/isa)