Aksi unjuk rasa warga Sudan menentang kudeta militer terus bergejolak. Aksi demo yang dimulai pada Oktober 2021 tersebut telah menelan korban setidaknya 79 nyawa warga sipil.
Situasi ini berawal dari kudeta militer pada 25 Oktober 2021 yang dipimpin oleh Jenderal Abdel Fattah al-Burhan. Masyarakat Sudan menilai aksi kudeta militer tersebut jauh dari kata 'demokratis' dan meminta agar Sudan dikembalikan ke pemerintahan sipil.
Bentrokan antara masyarakat yang berunjuk rasa dan pasukan pengamanan pun tak terelakkan. Sebanyak 79 nyawa warga sipil melayang akibat kemelut di sejumlah kota di Sudan. Yang terbaru adalah korban tewas pemuda berusia 27 tahun dengan luka di dada pada Minggu (30/1) waktu setempat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akan tetapi, aksi warga Sudan untuk menolak pemerintahan hasil kudeta militer tampaknya masih akan terus berlanjut. "Semua sektor dan kategori rakyat Sudan, dari mahasiswa, profesional, komite perlawanan, pemimpin jalanan, bahkan wanita, ibu rumah tangga, melakukan segala upaya untuk melawan kudeta," ujar salah seorang aktivis masyarakat Sudan, Dalia Hussein.