Sempat Putus Asa Gegara Jadi Tunanetra, Adi Berhasil Jadi Programmer Komputer

Inspiratif

Sempat Putus Asa Gegara Jadi Tunanetra, Adi Berhasil Jadi Programmer Komputer

Azhar Bagas Ramadhan - detikNews
Sabtu, 29 Jan 2022 11:37 WIB
Seorang tunanetra programmer, M Adi Nugraha (dok.istimewa)
Seorang tunanetra programmer M Adi Nugraha (dok. Istimewa)
Jakarta - Seorang tunanetra bernama M Adi Nugraha membagikan kisah inspiratifnya. Nugi sempat putus asa menjalani hidup. Tak mau kalah dengan keadaan, dirinya bangkit dan berjuang menjadi seorang programmer komputer.

Nugi menceritakan momen-momen saat dirinya masih memiliki penglihatan yang normal. Dia mengatakan memang gemar mengutak-atik komputer. Selain itu, game juga merupakan hobinya.

"Tapi kenapa saya memilih menjadi programmer? Karena memang sejak dulu itu saya suka ngoprek istilahnya ya kalau orang-orang IT, suka berutak-atik komputer," kata Nugi di webinar Yayasan Mitra Netra, Sabtu (29/1/2022).

Sebelum penglihatannya hilang, Nugi sempat menjalani pendidikan S1 di salah satu universitas dengan jurusan informatika. Cerita pengalaman sedihnya itu disampaikan Nugi ketika penyakit glaukoma kian buruk di tengah dia harus menyelesaikan pendidikannya itu.

"Saya masih terbilang awas penglihatannya, normal, pakai kacamata plus. Tapi seiring berjalannya waktu, karena penyakit saya glaukoma ini kan progresif ya, jadi sering berjalannya waktu dia akan memburuk," ucapnya.

Lambat laun, glaukoma di mata Nugi memburuk dan menutup penglihatannya. Sejak itu juga Nugi mulai kehilangan arah untuk meneruskan pendidikan S1-nya.

"Nah, di tahun kedua kalau nggak salah, itu akhirnya penglihatan saya diputuskan untuk dicabut oleh Tuhan gitu. Nah, di situlah awal dari saya menjadi tunanetra," katanya.

Dia menyebut masih banyak universitas yang tak menerima mahasiswa tunanetra. Begitupun kampus yang ia pijaki saat itu. Di momen ini, keputusasaan dalam menjalani hidup Nugi mulai mencuat.

"Ya otomatis saya keluar dari (kampus) situ, dan sebenarnya waktu itu saya juga memang tidak ada, belum ada niat untuk melanjutkan kuliah, karena ya boro-boro mau melanjutkan kuliah, melanjutkan hidup saja waktu itu kan susah payah ya," ujarnya.

"Saya yakin tunanetra dewasa pasti ngertilah ya," tambahnya.

Tak mau berakhir di situ, akhirnya Nugi mengisi waktu beberapa saat dengan belajar mengoperasikan laptop, walau penglihatannya sudah tidak normal lagi. Seiring dengan niat bangkitnya itu, Nugi juga dipertemukan wadah tunanetra, yakni Yayasan Mitra Netra.

Pada saat itu, Nugi mulai kembali bangkit dan mulai mau melanjutkan pendidikan S1-nya dengan jurusan pendidikan bahasa Inggris. Di Mitra Netra, Nugi berlatih untuk berbagai keahlian di bidang programmer, salah satunya Javascript.

"Nah, di sinilah mulai tepercik lagi motivasi atau keinginan untuk mendalami programming lagi. Karena ternyata tuh ada nih bisa ada yang peluangnya dan memang ada buktinya ada yang bisa gitu tunanetra," katanya.

Kian hari Nugi mulai menguasai keahliannya di programmer itu. Dan pada akhirnya dia kini menjadi programmer di Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).

Sejak 2016, Mitra Netra mengupayakan peluang tunanetra bekerja sebagai programmer, dimulai dengan menyelenggarakan serangkaian pelatihan. Mitra Netra juga mendorong perguruan tinggi bersedia membuka pintu bagi calon mahasiswa tunanetra pada program studi Teknik Informatika.

Simak juga Video: Kegigihan Tunanetra Jadi Penderes Nira di Tengah Keterbatasan

[Gambas:Video 20detik]




(azh/dnu)

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads