16 Murid di Buton Dihukum Kunyah Sampah, KPAI: Nggak Manusiawi!

16 Murid di Buton Dihukum Kunyah Sampah, KPAI: Nggak Manusiawi!

Kadek Melda Luxiana - detikNews
Jumat, 28 Jan 2022 05:35 WIB
Kuasa hukum Muradi membantah kliennya memiliki anak dari model Era Setyowati atau dikenal dengan nama Sierra.
Gedung KPAI (Rifkianto Nugroho/detikcom)
Jakarta -

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyesalkan perilaku guru berinisial MW di Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra) yang menghukum murid mengunyah sampah plastik. Perbuatan tersebut dinilai tidak manusiawi.

"Bagi kami ini satu hal yang sangat disesalkan, tidak terpuji perilaku seperti itu. Nah ini dampak kesehatan anak bagaimana coba, bahwa itu sampah plastik yang mungkin dipungut di mana saja. Nggak manusiawi oknum guru kok masih ada seperti itu," kata Komisioner KPAI, Ai Mariyati kepada wartawan, Jumat (27/1/2022).

16 murid yang merupakan siswa kelas 3 SD diberi hukuman lantaran ribut saat hendak memberikan kejutan ulang tahun kepada guru kelasnya. MW sendiri merupakan guru kelas 4 yang ruang kelasnya berdekatan dengan ruang kelas belasan murid tersebut. Menurut Ai, seharusnya mereka diberi pembinaan bukan hukuman.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apa alasan kamu ribut, apa alasan kamu terjadi dorong-dorongan dan sebagainya, saya kira ini lah hal yang nggak manusiawi. Ya anak-anak kan butuh pembinaan kalau mendidik dengan tidak memanusiakan dengan tidak memberi perlindungan ini hal yang sangat keliru dari seorang guru," ujarnya.

KPAI mendorong adanya penyelesaian persoalan tersebut agar tidak terulang kembali. Menurutnya belasan murid yang dihukum mengunyah sampah plastik itu perlu diperiksa kondisi kesehatan-nya.

ADVERTISEMENT

"Kami mendorong penyelesaian. Penyelesaian ini artinya itu kita tidak mau terulang lagi dan ini sangat bergantung pada bagaimana keluarga dan pihak sekolah bisa melakukan penyelesaian," ucapnya.

Tonton juga Video: Bukannya Belajar, Geng Siswa SMA di Ngawi Justru Keroyok Siswa SMP

[Gambas:Video 20detik]



"Saya sangat mendorong bagaimana mereka saling bicara satu sama lain dan bagaimana anak-anak ini tidak merasa ketakutan, depresi dan mereka pasti merasa tidak diperlakukan manusiawi, direndahkan ya seperti itu, ini kan menurut saya itu kekerasan bukan hanya fisik tetapi dampaknya lihat, tetapi secara kesehatan itu harus diperiksa itu kan," imbuhnya.

Sebelumnya, seorang guru berinisial MW menghukum 16 muridnya dengan cara yang tidak biasa. Belasan murid dihukum mengunyah sampah plastik. Hukuman itu terjadi saat siswa hendak memberikan kejutan ulang tahun kepada gurunya.

"Mereka hendak memberikan surprise kepada gurunya, namun oknum ini merasa terlalu ribut dan merasa mengganggu kegiatan di kelas sehingga oknum (MW) menegur," kata Kapolres Buton, AKBP Gunarko kepada detikcom, Kamis (27/1).

Penjelasan serupa disampaikan tante salah satu murid, Prischa Leda. Dia menyebut guru yang berulang tahun itu merupakan wali kelas murid.

"Kebetulan yang ulang tahun itu wali kelas mereka, jadi mereka tunggu saat itu wali kelasnya agak telat masuk kelas," kata Prischa.

Halaman 2 dari 2
(dek/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads